Jangan Mudah Menuduh Teroris! Ini Lho yang Teroris...
Pada periode Pilpres yang lalu (2018), ada pihak yang menuduh NU sama dengan PKI, hanya karena beda pilihan dalam pesta demokrasi itu. Hal itu pun saya bantah dengan argumentasi yang tidak terbantahkan.
Akhir akhir ini muncul tuduhan terorisme yang dialamatkan kepada suatu organisasi Islam. Banyak pengikut NU khususnya dari Banten, Jabar dan DKI yang aktif dalam Ormas tersebut, sehingga saya perlu memberi penjelasan.
Suatu Ormas bisa disebut teroris jika Ormas tersebut menganut ideologi “Salafi Jihadi" yang memaknai jihad sebagai perang atau qital. Di samping itu, Salafi Jihadi juga mengkafirkan mereka yang menolak khalifah yang mereka angkat (Takfiri). Di Indonesia yang pantas disebut teroris atau terorisme adalah Jamaah Islamiah (JI) dan pengikut ISIS semacam Anshar Ad-Daulah, MIT dan pelaku teror sejenisnya.
Sungguh tidak bijak, memberi cap atau label teroris kepada Ormas Islam apapun, kecuali yang jelas mempunyai ideologi seperti tersebut di atas. Saya khawatir tuduhan semacam itu suatu saat bisa dialamatkan kepada NU kalau berbeda pilihan presiden, sebagaimana pengalaman Pilpres yang lalu yang menuduh NU Komunis.
Masih belum hilang dari ingatan saya, GP Ansor/Banser dituduh pelaku tindak kekerasan ketika unjuk rasa membela presiden Abdurahman Wahid di depan kantor redaksi koran di Jawa Timur pada tahun 2000. Mari kita tetap berpegang teguh pada ukhuwah Islamiah, ukhuwah wathoniah (kebangsaan) dan ukhuwah Bashariah (kemanusiaan).
DR KH As'ad Said Ali
Pengamat Sosial-Politik, Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) periode 2020-2015. Tinggal di Jakarta.