Jangan Menjauh dari Masjid, Hari-hari Saat Pandemi Covid-19

Shalat Jumat di Masjid At-Taqwa, Jalan Sriwijaya, Jakarta Selatan, tidak jauh dari lokasi Ponpes Darul Rahman asuhan KH Syukron Makmun yang sekarang sudah pindah. Pada Jumat, 25 Juni 2020, di masjid itu menerapkan protokol kesehatan dengan baik bahkan dilengkapi dgn dua bilik disinfektan,sehingga jamaah tertib memasuki masjid.

Khotbah khatib, saya lupa namanya, ringkas tidak panjang lebar. Materinya bagus dan relevan dengan situasi. Corona bukanlah bencana.

"Tetapi ujian dari Allah Subhanahu wa ta'ala (SWT) agar kita mengingat-Nya dan selalu mendekatkan diri melalui ibadah". Demikian kata sang khatib.

Khatib mengingatkan jamaah bahwa Corona adalah campur tangan Allah untuk memperingatkan manusia dalam bentuk “ketakutan” dan sekaligus menguji kecerdasan manusia bagaimana menyikapinya.

Jawabannya adalah jangan menjauh dari masjid (tempat Sujud) justru dalam situasi sulit kita harus mendekatian diri pada Allah SWT. Sebab hanya Sang Pencipta yang bisa menghilangkan perasaan takut dari Corona ( وامنهم من خوف ).

Tetapi memasuki masjid dalam situasi bahaya harus cerdas alias menggunakan ilmu. Menurut para ahli kesehatan, kita harus disiplin mematuhi protokol kesehatan. Allah memberikan kita akal untuk berpikir membedakan yang baik dan buruk.

Demikian intisari khotbah yang menyejukkan dan Masjid At-Taqwa merupakan salah satu favorit. Keluar Masjid rasanya hati menjadi cerah.

Akhirul kata, Pemerintah Arab Saudi pada 23 Juni 2020, umumkan ibadah haji tertutup untuk non-Saudi. Pada Perang Dunia (PD) I dan Perang Dunia II juga demikian.

Karena perang itu, KH Wahab Hasbullah (Mbah Wahab Hasbullah) pada 1914 pulang ke Indonesia mendirikan Syubbanul Wathon, Nahdlatul Wathon, Nahdlatut Tujjar. Bayangkan kalau nggak pulang... Jadi, Insya Allah ada hikmahnya.