Jangan Lupa, Suara PKB Bisa Jeblok Tanpa Dukungan NU
Perseteruan antara Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dengan Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf, akan merugikan PKB sendiri. Suara PKB bisa jeblok pada Pemilu 2024.
"Muhaimin harus ingat pendiri PKB itu ulama NU yang dimotori Gus Dur dan pemasok suara terbesar PKB dari beberapa kali Pemilu adalah NU," kata peneliti dan pengamat politik LIPI Siti Zuhro kepada Ngopibareng.id, Kamis 5 Mei 2022.
Ia mengambil contoh, Jawa Timur merupakan basisnya NU sekaligus pendulang suara terbanyak untuk mengantarkan Caleg PKB melenggang ke Gedung Parlemen di Senayan. "Saat PKB dibawa kendali Gus Dur, 45 anggota FPKB di DPR berasal dari Jawa Timur, tidak satupun dari daerah pemilihan Jakarta," kata Zuhro.
Kalau perseteruan antara Muhaimin dengan Gus Yahya tidak diredam, sejumlah kalangan memprediksi suara PKB akan jeblok. Kader PKB di beberapa daerah pun kini mulai berani berteriak, "Ganti Muhaimin melalui Muktamar Luar biasa!".
Ada pula yang menyebut Muhaimin ini arogan tidak tahu diri. Adalah Muhaimin yang memecat Gus Dur, kemudian menguasai PKB hingga saat ini.
Muhaimin Iskandar alias Cak Imin beradu mulut dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berawal dari klaim 13 juta suara PKB. Imin menyebut PKB punya pendukung solid sekitar 13 juta. Menurutnya, para pendukung itu tak terpengaruh oleh siapa pun, termasuk Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf alias Gus Yahya.
"Semua lembaga survei (menyebut) pemilih PKB adalah loyal, solid sekali sampai ke bawah. Bahkan, Yahya Cholil Ketum PBNU ngomong apa aja terhadap PKB, enggak ngaruh sama sekali," kata Imin pada program "Ngabuburit Bersama Tokoh".
Hubungan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memanas usai safari politik Abdul Muhaimin Iskandar di Jawa Timur.
Hal ini lantaran Pengurus Cabang NU (PCNU) Kabupaten Banyuwangi dan Sidoarjo diduga terlibat politik praktis dengan mendukung pria yang akrab disapa Cak Imin itu sebagai calon presiden (capres) 2024.
Bentuk dukungan tersebut dilakukan saat Cak Imin itu melakukan safari politik ke sejumlah daerah di Jawa Timur yang mayoritas merupakan warga nahdliyyin. Buntut dari peristiwa tersebut, PBNU pun memanggil Ketua PCNU Banyuwangi dan Sidoarjo.
Advertisement