Jangan Kesiangan! Matahari Pagi Bermanfaat Loh, untuk Kesehatan
Nasehat untuk bangun pagi supaya rezeki tidak dipatok ayam, nampaknya memang benar adanya. Namun, hal ini bukan berarti ketika seseorang bangun pagi, akan dihujani uang ratusan juta yang turun turun dari langit. Jangan berharap demikian, karena itu hanya akan terjadi di negeri dongeng.
Tetapi, nasehat tersebut dapat dipahami dari sudut pandang lain yang lebih masuk akal. Yakni dari segi kesehatan. Para bayi, pasti dianjurkan untuk berjemur di bawah sinar matahari pagi. Hal ini, tentu bukan tanpa alasan. Matahari pagi, pasalnya memiliki banyak manfaat baik untuk kesehatan.
Mengingat kesehatan adalah kebutuhan dari setiap manusia. Maka, terkena sinar matahari pagi, tak hanya dibutuhkan para bayi, orang dewasa pun sangat membutuhkannya. Terutama bagi orang dewasa, kesehatan tubuh dapat menjadi modal utama untuk mencari nafkah.
Jika ingin mendapatkan manfaat matahari pagi seutuhnya, disarankan untuk tidak melakukannya di atas jam 10.00 pagi . Durasinya pun jangan berlebihan, cukup 5-15 menit selama dua sampai tiga kali seminggu. Jika terpapar sinar matahari setelah jam 10 pagi hingga pukul 16.00 selama waktu tertentu, yang didapat justru kulit terbakar.
Radiasi ultraviolet sinar matahari memiliki efek positif dan negatif. Terlalu banyak terpapar sinar matahari langsung memang berbahaya bagi kesehatan kulit kita. Namun dalam jangka waktu yang tepat, hangatnya sinar mentari pagi justru memberikan banyak manfaat matahari pagi.
Adapun, manfaat matahari pagi untuk kesehatan adalah didapatkannya vitamin D secara langsung. Mengapa? Karena sinar matahari adalah pemicu terbentuknya vitamin D. Kita membutuhkan vitamin D untuk membantu tubuh menyerap kalsium dan fosfat dari makanan dan minuman yang telah kita konsumsi. Dua mineral tersebut memegang peranan penting dalam kesehatan tulang, gigi dan otot.
Jika tubuh kekurangan vitamin D, tulang bisa menjadi menjadi lunak dan lemah hingga menyebabkan deformitas tulang. Kekurangan vitamin D juga meningkatkan risiko terkena multiple sclerosis, TB, rheumatoid arthritis (gangguan kekebalan tubuh yang menyerang sendi-sendi tubuh sehingga meradang dan nyeri), diabetes tipe 1, dan kanker. Anak-anak yang kekurangan vitamin D bisa terserang rakhitis (tulang menjadi lunak dan tidak kuat sehingga berbentuk tidak normal), sedangkan orang dewasa bisa terkena osteomalacia (tulang menjadi nyeri dan lunak).
Selanjutnya, sinar matahari pagi bermanfaat untuk penyembuhan penyakit yang berhubungan dengan penyakit kulit. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), paparan sinar matahari dapat mengobati beberapa kondisi kulit pada beberapa orang. Dokter merekomendasikan paparan radiasi UV untuk mengobati jerawat, sakit kuning, eksim, dan psoriasis.
Selain itu, sebuah studi menunjukkan bahwa terkena sinar matahari dapat meningkatkan suasana hati kita. Pada hari cerah di mana matahari bersinar dengan terang, otak kita akan menghasilkan hormon serotonin (hormon yang bisa memengaruhi suasana hati) lebih banyak jika dibandingkan dengan hari-hari mendung, hujan, atau berawan.
Dengan berkurangnya hormon serotonin dalam tubuh, kita pun jadi rentan terserang seasonal affective disorder (SAD), yaitu suatu bentuk depresi yang dipicu oleh perubahan musim. Jika sudah terkena SAD, terutama di musim yang kurang sinar mataharinya seperti musim dingin dan penghujan, gejala depresi seperti sulit berkonsentrasi, murung, tidur berlebihan, malas melakukan kegiatan sehari-hari, merasa lelah, dan hilang energi bisa kita rasakan.
Di lain sisi, terpapar sinar matahari secara berlebih, memang bisa memicu kanker kulit. Namun di satu sisi, dalam jumlah sedang, sinar matahari justru bisa mencegah penyakit kanker lainnya seperti kanker prostat, kanker pankreas, kanker ovarium, kanker usus besar, dan limfoma Hodgkin. Beruntunglah kita tinggal di negara tropis, karena mereka yang tinggal di daerah kurang terpapar sinar matahari cenderung rentan terkena berbagai penyakit kanker tersebut. Jadi, jangan lewatkan kesempatan bertemu si matahari pagi. Jangan bangun siang ya. (tis)
Advertisement