Jangan-jangan Saya Termasuk 'Golongan Munafiqun'
Sahabat Hudzaifah disebut sebagai Pemilik Rahasia Nabi. Hal ini karena Sahabat Hudzaifah pernah diberi tahu oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam tentang sosok-sosok orang munafik di antara para Sahabat.
ﻭﻋﻦ ﺣﺬﻳﻔﺔ ﻗﺎﻝ: ﺩﻋﻲ ﻋﻤﺮ ﻟﺠﻨﺎﺯﺓ، ﻓﺨﺮﺝ ﻓﻴﻬﺎ ﺃﻭ ﻳﺮﻳﺪﻫﺎ، ﻓﺘﻌﻠﻘﺖ ﺑﻪ ﻓﻘﻠﺖ: اﺟﻠﺲ ﻳﺎ ﺃﻣﻴﺮ اﻟﻤﺆﻣﻨﻴﻦ ; ﻓﺈﻧﻪ ﻣﻦ ﺃﻭﻟﺌﻚ، ﻓﻘﺎﻝ: ﻧﺸﺪﺗﻚ ﺑﺎﻟﻠﻪ، ﺃﻧﺎ ﻣﻨﻬﻢ؟ ﻗﺎﻝ: ﻻ، ﻭﻻ ﺃﺑﺮﺉ ﺃﺣﺪا ﺑﻌﺪﻙ. ﺭﻭاﻩ اﻟﺒﺰاﺭ، ﻭﺭﺟﺎﻟﻪ ﺛﻘﺎﺕ.
Hudzaifah berkata: Umar pernah diundang menghadiri jenasah, ia pun mendatanginya. Saya hubungi Umar dan saya bilang: "Duduklah (jangan ikut salat jenasah), Wahai Pemimpin Umat Islam. Jenasah ini termasuk orang munafik". Umar berkata: "Aku sumpah engkau, apakah aku termasuk orang-orang munafik?" Kujawab: "Tidak! Aku takkan ceritakan lagi setelah ini" (Riwayat Al-Bazzar)
"Sejenak kita lihat sosok Sayidina Umar, beliau adalah salah satu pengganti Rasulullah, tergolong Sahabat yang telah dijamin masuk surga (HR Tirmidzi), ada banyak ayat Al-Qur'an diturunkan karena Sayidina Umar dan lainnya. Namun beliau masih khawatir termasuk orang-orang munafik. Anehnya dengan kita sering menuduh orang lain sebagai munafik," tutur Ustadz Ma'ruf Khozin.
Di sinilah, tepat ketika KH Kuswaidi Syafiie dari Jogjakarta, mengingatkan peran para Waliyullah dan juru dakwah kepada umat Islam.
KH Kuswaidi Syafiie mengingatkan:
Ada orang-orang terkasih di hadapan Allah. Mereka disebut sebagai para wali. Yaitu, orang-orang pilihan yang Allah bersedia dan berkenan menangani dan membantu urusan-urusan mereka. Allah juga senantiasa membimbing perjalanan hidup mereka sehingga dijauhkan dari kemungkinan serong, bengkok dan sesat.
Dengan takaran yang berbeda-beda, mereka adalah magnet-magnet rohani yang sengaja disetting oleh hadiratNya untuk menjadi perahu-perahu keselamatan dan kebahagiaan yang hakiki bagi umat manusia, baik untuk kehidupan di dunia ini maupun untuk kehidupan yang abadi di akhirat nanti.
Secara langsung atau tidak, mereka adalah para pembela nilai-nilai suci kemanusiaan. Yang terjun secara langsung adalah para wali yang tekun berdakwah di tengah masyarakat dan senantiasa melakukan pembelaan dan pengayoman terhadap orang-orang tersisih dan terpinggirkan oleh derap kehidupan.
Mereka berdakwah tidak untuk menggiring masyarakat agar mempersembahkan takzim terhadap mereka sendiri, melainkan murni mengajak kepada Allah dengan bahasa dan perilaku yang santun dan penuh ketulusan.
Sedangkan yang tidak terjun secara langsung adalah para wali yang diberi tugas oleh Allah untuk senantiasa bernegosiasi dengan hadiratNya sendiri demi kebaikan dan keberkahan umat manusia. Kehidupan dan tugas-tugas mereka sepenuhnya diperuntukkan bagi keberuntungan orang lain. Sungguh, betapa mulia mereka. Wallahu a'lamu bish-shawab.