Pesan Warga Sekitar, Tak Usah Minum di Pesantren Ini
Pondok Pesantren Miftahul Falahil Mubtadiin mendadak ramai diberitakan berbagai media. Warga sekitar menyebut pondok ini dengan sebutan Pesantren MFM. Pesantren ini menjadi beken karena dianggap mempunyai ajaran “berbeda”. Mulai fatwa datangnya kiamat, hingga akan terjadi kemarau panjang selama tiga tahun mulai 2019 hingga 2021.
Isu yang beredar, pesantren ini meyakini akan datang kemarau panjang. Akibat kemarau panjang, akan terjadi paceklik. Jamaah pun diminta menyetorkan gabah per orang 500kg ke pondok. Selain itu ada juga yang menyebut jika jamaah diminta menjual aset berharganya dan hasilnya diberikan kepada pesantren.
Ada pula isu soal senjata untuk persiapan perang. Gerakan menjelang tahun politik, hingga perintah memotong tangan anak untuk bekal logistik menjelang kiamat.
Reporter ngopibareng.id Fajar Dwi Ariffandi menelusuri lebih lanjut perihal semua isu yang beredar. Caranya dengan melihat langsung kegiatan Pesantren MFM. Berikut laporannya.
***
Untuk mencari pondok pesantren ini tak semudah membalikkan tangan. Pesantren MFM ini terletak di Dusun Pulosari, Desa Sukosari, Kasembon, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Berjarak kurang lebih satu kilometer dari lokasi pesantren, sejumlah warga yang ditemui reporter ngopibareng.id mengungkapkan tidak terlalu mengetahui aktivitas keseharian Pesantren MFM ini.
Seorang perempuan paruhbaya yang menolak disebutkan namanya mengatakan kalau biasanya mendengar lantunan salawat setiap malam Jumat. Tanpa diminta dia pun segera merekomendasikan kami sebuah channel youtube, berjudul “Shalawat Pesugihan.” Isinya video dokumentasi agenda shalawat rutinan di Pesantren MFM.
Menurutnya, jika sudah malam Jumat banyak rombongan yang datang ke dusun ini. Berita simpang siur soal pesantren ini pun telah didengar warga sekitar. Jauh sebelum pemberitaan tentang 52 warga Kabupaten Ponorogo pindah ke Malang,--karena isu kiamat.
Warga sekitar justru lebih mengenal Pesantren MFM lewat video di Youtube. Tapi mereka enggan datang langsung untuk membuktikan. Meski jaraknya relatif dekat dengan mereka. Salah seorang warga pun sempat memberikan wejangan kepada kami sebelum pergi menuju pesantren. “Kalau dikasih minum jangan mau” kata salah seorang warga.
Pesantren MFM sebenarnya bukan pesantren baru. Pesantren ini sudah berdiri sejak 1987. Pendirinya adalah almarhum Kyai Soleh. Sepeninggalnya, tanggung jawab meneruskan pesantren turun kepada anaknya, Muhamad Agus Romli Soleh yang akrab disapa Gus Romli.
Mencari lokasi pasti pesantren MFM memang sedikit susah. Dari arah jalur lintas kota Batu-Kediri, tidak ada penanda keberadaan sebuah pesantren. Tepat di depan lokasi pesantren juga tidak dipasang papan nama.
Namun meski susah dicari, tak menyurutkan niat jamaah untuk nyantri di pesantren ini. Gus Romli memiliki jamaah dari berbagai daerah di Indonesia. Salah satunya, Bisrin 53 tahun. Bisrin menjelaskan alasan mengapa tak ada penanda yang memudahkan jamaah untuk menuju ke pesantren ini.
“Sengaja tidak dipasang papan nama sesuai dawuh (perintah) Kyai Soleh. Pesan Kyai Soleh, katanya, biarlah yang datang ke pesantren ini hanya karena petunjuk Allah,” kata dia. (bersambung)