Jangan Cintai yang Fana', Ini Keistimewaan Baca Surat Al-Ikhlas
Para ulama dari pesantren, mulai dari KH Maimoen Zubair hingga Maulana Habib Luthfi bin Yahya, misalnya, menganjurkan untuk umat Islam agar selalu bersyukur. Dengan senantiasa membaca Surat Al-Ikhlas.
Keutamaan membaca Surat Al-Ikhlas. Disebutkan dari Abu Said Al-Khudi radhiyallahu anhu, Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam (SAW) bersabda: Demi Dzat yang jiwaku adadi dalam genggaman kekuasaan-Nya, sesungguhnya surat Al-Ikhlas itu sebanding dengan sepertiga Al-Quran. (HR Bukhari).
عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ أَنَّ رَجُلًا سَمِعَ رَجُلًا يَقْرَأُ قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ يُرَدِّدُهَا فَلَمَّا أَصْبَحَ جَاءَ إِلَى رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَذَكَرَ ذَلِكَ لَهُ وَكَأَنَّ الرَّجُلَ يَتَقَالُّهَا فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَالَّذِي نَفْسِيْ بِيَدِهِ إِنَّهَا لَتَعْدِلُ ثُلُثَ الْقُرْآنِ
Dari Abu Sa'id, ada seorang laki-laki membaca "QUL HUWALLAHU AHAD" , ia membacanya secara berulang-ulang. Pagi harinya, laki-laki tadi menemui Rasulullah SAW. dan menceritakan kisahnya, seolah-olah si laki-laki tadi menganggap remeh bacaannya. Kontan Rasulullah SAW. bersabda :
" Demi Dzat yang jiwaku berada dalam kekuasan-Nya, sungguh bacaan itu menyamai sepertiga Al-Qur`an. " ( H. R. Bukhari no . 6643 )
Jangan Terlalu Cinta sesuatu yang Fana'
تطلعك الى بقاء غيره دليل على عدم وجدانك له واستيحاشك لفقدان سواه دليل على عدم وصلتك به
"Hasratmu terhadap kekalnya sesuatu selain Allah menjadi bukti bahwa kau belum bertemu dengan-Nya. Kerisauanmu karena hilangnya sesuatu selain Allah adalah bukti bahwa kau belum sampai kepada-Nya. "
Syekh Ibnu Atha'illah, Al-Hikam :
Syekh Abdullah Asy-Syarqawi menjelaskan bahwa jika kita masih punya keinginan terhadap kekalnya sesuatu selain Allah, seperti kekalnya warid yang berupa karunia Ilahi dalam bentuk cahaya, maqam, dan kenikmatan lahir dan batin adalah bukti bahwa kau ada bukan untuk-Nya dan kau belum menemukan-Nya. Jika kau menemukan Allah di hatimu dan seluruh batinmu berkumpul untuk-Nya maka kau tak akan menginginkan kekekalan segala sesuatu selain-Nya.
Kerisauan karena kehilangan sesuatu selain-Nya, seperti karunia-karunia tersebut adalah bukti bahwa kau belum terhubung dengan-Nya dan belum sampai kepada-Nya. Jika kau telah sampai kepada-Nya, niscaya kau akan melupakan segala sesuatu selain Allah dan tidak risau saat kehilangan sesuatu selain-Nya.
Al-Junaid mengatakan :
"Kau tak akan menjadi hamba Allah yang sejati sebelum kau memerdekakan diri dari segala sesuatu selain-Nya. Kau pun tidak akan mendapat kemerdekaan sejati sebelum kau menjadi hamba-Nya. "
(Syekh Ibnu Atha'illah, Al-Hikam, syarah Syekh Abdullah Asy-Syarqawi.)
Demikian wallahu a'lam.
Semoga kita dan seluruh keluarga kita selalu bertaqwa kepada Allah, selalu cinta kepada Allah, selalu mendapat cinta dan ridha-Nya. Amin....!!!
Advertisement