Jangan Berlindung di Balik Football Family dan Statuta FIFA
Wakil Ketua Satgas (Wakasatgas) Antimafia Bola Brigjen Pol Krishna Murti menuliskan surat terbuka yang ditujukan pada PSSI. Dalam suratnya, Krishna mengawali dengan menyebut dirinya sebagai pecinta sepak bola yang ingin sepak bola Indonesia maju.
Ia menekankan, surat itu dibuat dengan dasar ingin kembali percaya pada sepak bola Indonesia.
Di saat kompetisi reguler musim 2019 belum bergulir, Krishna merasa sekarang waktu yang tepat untuk mengecek ulang pertandingan-pertandingan yang sudah berjalan. Dari 2018 ke tahun-tahun sebelumnya.
Ia mengajak PSSI untuk kembali melihat rekaman video yang ada, melihat kembali keputusan-keputusan yang dibuat wasit, serta meninjau ulang keputusan Komdis yang kontroversial.
Ia menyarankan PSSI melibatkan suporter dan badan independen secara terbuka dalam penuntasan kasus mafia bola. Apabila dari hasil review PSSI ditemukan keputusan wasit yang dianggap tak layak secara profesional, ia menyarankan PSSI melatih wasit-wasit tersebut jika memang kesalahan itu karena faktor ketidakmampuan. Namun, seandainya karena faktor lain, PSSI bisa memberikan hukuman secara berjenjang.
Krishna menganggap wasit sebagai pilar pertandingan. Banyak hal terjadi sebagai dampak keputusan wasit, semisal penonton rusuh, berkelahi. Kemenangan dan kekalahan yang tak semestinya, tak jarang terjadi akibat kesalahan wasit dalam membuat keputusan.
Ia juga menekankan agar jangan sampai wasit terlibat pidana di masa mendatang, dan meminta evaluasi dilakukan secepatnya agar sepak bola Indonesia kembali menjadi sumber kegembiraan bagi semua usia.
"Sepak bola adalah harga diri bangsa. Sepak bola bukan cuma milik pengurus PSSI yang berlindung di balik kalimat football family dan statuta FIFA," tulis Krishna, seperti ia unggah dalam akun Instagram miliknya, krishamurti_bd91, Sabtu 26 Januari 2019 malam.
Dalam bagian akhir surat terbukanya, ia menggarisbawahi kepada pengurus PSSI yang tak mau mundur, setidaknya agar bersedia memperbaiki sepak bola Indonesia dari dalam.
"Kadang cinta terlalu besar itu bisa melukai. Jangan ubah cinta jadi benci," ujarnya.
Krishna menutup surat terbukanya kepada PSSI dengan menegaskan bahwa Satgas Antimafia Bola bertindak bukan karena benci melainkan karena kecintaan yang terlalu dalam terhadap sepak bola Indonesia.
Sumber: Bola.com