Jangan Berlebihan, Pesan Ulama Pesantren di Tengah Problem Umat
KH M Aniq Muhammadun berpesan supaya umat Islam jangan bersikap berlebihan. Pesan ulama senior ini menjadi warning bagi umat Islam semua, orang awam, untuk bersikap moderat (tawassuth), di tengah, tidak ekstrim kanan dan tidak ekstrem kiri.
Ingat pesan Rasulullah Muhammad Saw:
إن الدين يسر ولن يشاد الدين أحد إلا غلبه فسددوا وقاربوا وأبشروا واستعينوا بالغدوة والروحة وشيئ من الدلجة (رواه البخاري)
Sesungguhnya agama ini mudah dan seseorang tidak akan mempersulit agama ini kecuali ia akan dikalahkan, maka bersikaplah yang lurus, mendekatlah dan memohon pertolongan di waktu pagi, sore dan sedikit dari waktu akhir malam (H.R. Bukhari).
بعثت بالحنيفية السمحة (أخرجه أحمد في مسنده)
Saya diutus dengan kebenaran yang lapang (HR. Imam Ahmad)
إن الله شرع الدين فجعله سهلا سمحا واسعا ولم يجعله ضيقا (رواه الطبراني)
Sesungguhnya Allah menjadikan syariat agama ini mudah, murah-lapang, luas, dan tidak menjadikannya sempit (HR. Thabrani)
Sebagai sosok tokoh panutan, KH M Aniq Muhammadun memberikan teladan dalam sikap yang tidak berlebihan sebagaimana manhaj NU yang moderat dalam berpikir, bersikap, dan mengambil kebijakan.
Dalam konteks NU, Islam moderat sudah ditampakkkan dalam akidah Imam Asy'ari - Imam Maturidi yang menggabungkan ikhtiyar-tawakkal (usaha-berserah diri kepada Allah), Imam Syafii yang menggabungkan naqal-akal (normatif-historis, teks-konteks, dogma-rasional-ta'abbudi-ta'aqquli, teori-lapangan) dalam konsep qiyas-istiqra' (analogi-riset empiris) Dan Imam Ghazali dalam uzlah-khilthah (refleksi kritis dan aksi sosial transformatif).
"Semoga kita bisa meneladani cara berpikir dan bertindak ulama sepuh ini yang bijaksana dalam merespons fenomena sosial politik sehingga Islam benar-benar hadir sebagai rahmat bagi umat manusia. Amiin," demikian tutur Dr KH Jamal Ma'mur Asmani, menambahkan, Senin 8 Juni 2020.