Jangan Anggap Sepele Perilaku Body Shaming
Tudingan body shaming dialamatkan kepada Abdul Rozak, ayah pedangdut Ayu Ting Ting. Gara-garanya, netizen dan beberapa akun gosip menyoroti komentar Abdul Rozak mengenai anaknya yang dituding tukang plagiat.
"Siapa dulu (yang diplagiatin Ayu Ting Ting). Ayu mah nggak pernah plagiat sama orang. Dia mah dari dulu jadi artis yang (gayanya) Korea, Korea style gitu. Mungkin lihat dulu keadaan badannya, cocok nggak yang diplagiatin sama anak saya," tukas Abdul Rojak dalam wawancara tersebut.
Netizen kerap membanding-bandingkan gaya Ayu Ting Ting dan dianggap meniru gaya Nagita Slavina. Hal-hal yang jadi sorotan itu mulai dari model baju, tas, sampai gaya berdandan. Tudingan itu yang membuat Abdul Rozak kesal.
Pengalaman tak mengenakkan juga dialami Audy Marissa. Perjuangannya menjadi ibu sering diganggu dengan cibiran netizen yang mengomentari bentuk tubuhnya yang belum kembali ke ukuran normal seperti dulu.
Perilaku body shaming masih sangat lekat dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk tubuh seseorang kerap menjadi sasaran empuk sebagai objek perundungan. Beberapa aktris pun tidak luput dari tindak body shaming. Tindakan tidak terpuji ini bisa menimpa siapapun. Meskipun sejumlah selebriti dan media menyuarakan body positivity, tidak menjamin perilaku body shaming lenyap dari kehidupan masyarakat.
Banyak faktor yang menyebabkan body shaming sulit untuk dilepaskan dari kehidupan sosial. Termasuk beberapa perilaku ini yang tanpa sadar kerap kita lakukan dan termasuk body shaming.
Body Shaming
Seperti dikutip dari Mind Shift Psychological Services, body shaming dapat digambarkan sebagai tindakan mengejek atau mempermalukan seseorang karena penampilan fisiknya. Seperti, karena bentuk, ukuran, warna kulit, warna rambut, dan penampilan umumnya.
Body shaming sendiri bisa terjadi pada siapa saja, baik yang bertubuh gemuk maupun kurus. Hal itu terjadi karena standar kecantikan yang berada di masyarakat. Misalnya, wanita langsing dianggap lebih menarik daripada yang gemuk.
Ciri-ciri Orang yang Melakukan Body Shamming
Body shaming biasa dilakukan kepada siapa saja dan di mana saja termasuk di media sosial. Pelakunya bisa dari orang terdekat atau netizen yang nyinyir. Sayangnya, para pelaku body shaming tidak menyadari perbuatan mereka.
Terkadang perilaku body shaming disampaikan sebagai bentuk perhatian, tetapi perkataan-perkataan seperti ciri tersebut justru membuat penerimanya menjadi sakit hati dari pada merasa diperhatikan.
Berikut ini beberapa ciri orang yang kerap melontarkan perilaku body shaming:
1. Sering mengomentari fisik orang lain, mulai dari ujung kepala hingga kaki.
2. Komentar bentuk tubuh seseorang sebagai usaha untuk terlihat lucu di depan banyak orang atau media sosial.
3. Sering menilai seseorang berdasarkan penampilannya.
4. Menghakimi dan ikut campur keputusan orang lain tentang pilihan yang diambil untuk tubuhnya.
5. Menganggap normal atau bahkan ikut menimpali, ketika ada orang yang mengejek atau berkomentar soal penampilan fisik.
Dampak Body Shaming
1. Dapat menurunkan rasa kepercayaan diri orang lain.
2. Mampu menimbulkan gangguan mental, seperti depresi, yang mana hal tersebut membuat orang merasa cemas, takut, dan memiliki kekhawatiran yang parah, sehingga memunculkan perasaan ingin mengakhiri hidup.
3. Apabila dibiarkan akan meningkatkan risiko bunuh diri.
4. Bisa meningkatkan risiko terjadinya obesitas.
5. Menimbulkan gangguan makan, seperti bulimia, anoreksia atau binge eating.
- Bulimia ialah gangguan makan yang serius dan berpotensi mengancam jiwa, penderita akan melahap makanan dalam jumlah berlebih kemudian mengeluarkannya dari tubuh secara paksa dengan cara memuntahkannya atau mengkonsumsi obat pencahar.
- Anoreksia merupakan gangguan ekstrem yang terjadi untuk menurunkan berat badan karena perlakuan buruk terhadap penampilannya, biasanya orang yang mengalami anoreksia akan berusaha keras agar tubuhnya menjadi kurus.
- Eating disorder (binge eating) hal ini umumnya terjadi pada seseorang yang terlalu kurus, karena membuatnya akan makan tanpa henti, dan dirinya akan berusaha keras agar mendapat berat badan dengan cepat.
Hukum untuk Pelaku Body Shaming
Perilaku body shaming juga termasuk tindak pidana bullying atau perundungan dan juga dapat merugikan orang lain yang mengalaminya. Menurut hukum yang berlaku di Indonesia, pelaku body shaming akan dijerat dengan Undang-undang.
Body shaming yang terjadi di ranah media sosial merujuk pada Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang informasi dan Transaksi Elektronik atau dikenal dengan UU ITE Regulasi, yang kemudian mengalami penyempurnaan lewat UU Nomor 19 Tahun 2016, bahwa
1. Tindakan Body Shaming di Media Sosial bisa diancam pidana Pasal 27 ayat (1) UU No. 11/2008, yang menyebutkan bahwa Body Shaming dapat dikategorikan sebagai perbuatan yang melanggar kesusilaan.
2. Perbuatan Body Shaming di dunia maya juga dapat dimasukkan ke dalam pasal 27 ayat (3) yang mengidentifikasi perbuatan penghinaan dan/atau pencemaran nama baik.
3. Sementara, hukuman dalam Undang-Undang Body Shaming tertera pad apasal 45 ayat (1) dan (3). Pasal 45 ayat (1) menyatakan bahwa pengunggah muatan yang melanggar kesusilaan bisa dipenjara maksimal 6 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 1 miliar. Di samping itu, bagi pelaku body shaming yang terbukti menghina dan/atau mencemarkan nama baik orang lain, pengadilan bisa menjatuhkan hukuman penjara selama maksimal 4 tahun atau denda paling banyak Rp750 juta.
Langkah untuk Menghentikan Perilaku Body Shaming
Perilaku body shaming susah untuk dihilangkan dari kebiasaan orang-orang, tetapi dapat di hentikan agar tidak menimbulkan permasalahan juga menggangu orang-orang di sekitar. Berikut langkah yang dapat digunakan untuk mengehentikan perilaku body shaming:
1. Menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna
Pahamilah bahwa tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini, bila penampilan orang lain tidak sama dnegan dirimu, bukan berarti ada yang lebih buruk dan lebih baik. Sadari bahwa setiap orang, termasuk diri sendiri juga memiliki kekurangan dan tidak ada yang perlu disalahkan dari hal tersebut.
2. Belajar untuk menjadi pribadi yang baik
Melakukan body shaming tentu dapat membuat orang sakit hati, dan tidak ada perilaku guyonan yang akan menimbulkan suatu masalah, bayangkan jika hal tersebut berada di posisimu. Selain itu, tidak semua orang merasa bercanda tentang fisik itu hal yang lucu, jika hl itu diteruskan maka situasi disekitarmu akan merasa tidak nyaman, dan mungkin saja orang akan lebih memilih menjauhimu.
3. Berhenti sibuk memikirkan orang lain
Ketimbang sibuk untu mengomentari atau ikut campur urusan orang lain, lebih baik fokus pada diri sendiri.
4. Mencari topik lain yang lebih seru
Ketika sedang berkumpul dengan teman, keluarga, atau pasangan, akan memunculkan topik yang seru selain membahas bentuk tubuh. Bila tujuanmu hanya untuk melakukan body shaming agar lawan bicaramu tertawa maka hal itu keliru, jadi usahakan untuk mencari topik asik yang tidak menyinggung tentang body shaming.
Jangan berpikir bila hal yang menurutmu bercanda atau perhatian akan selalu diterima dan dimaklumi orang. Berhenti mengucapkan ujaran kebencian, mengkritik penampilan orang lain, menjelekkan bahkan menghina fisik. Tanamkan pada diri untuk selalu berbuat baik tanpa harus menyinggung body shaming apalagi jika di dunia maya. Jadi bijaklah dalam bersosmed dan jaga jari anda untuk kebaikan diri.