Jamu Tangkal Corona Ala Jokowi 'Diprotes' Media Asing
Presiden Joko Widodo (Jokowi) punya kebiasaan minum ramuan herbal atau jamu hasil racikan sendiri. Di tengah sebaran virus corona di Indonesia, yang dilaporkan per Minggu, 15 Maret 2020, jumlah pasien positif corona 117 dengan 8 pasien sembuh dan 5 meninggal dunia, Jokowi menambah frekuensi minum jamu sebanyak tiga kali sehari.
Namun, pernyataan presiden soal konsumsi jamu campuran temu lawak, jahe, kunyit dan sereh justru disorot media asing. Media berbasis di Singapura Straits Times misalnya, mengkritik pernyataan Jokowi tersebut.
Dalam artikelnya yang bertajuk "Presiden Indonesia Memperkuat Spekulasi Ramuan Herbal Dapat Menangkal Virus", StraitsTimes menyebut jika jamu belum terbukti bisa menangkal virus corona. Sehingga pernyataan Jokowi tersebut tak lebih dari sekadar spekulasi.
Media StraitsTimes menegaskan jika konsumsi jamu belum terbukti bisa menangkal virus corona. "Namun, penggunaannya (jamu) sebagai pencegah penularan virus corona belum dapat dibuktikan," tulis media tersebut.
Sementara itu, Google Indonesia telah menghapus semua konten yang mengklaim obat-obatan alternatif dapat menangkal virus corona. Terutama video-video yang mengklaim jika konten tersebut lebih ampuh daripada anjuran dokter.
"Namun bukan berarti semua video terkait jamu kami take down," kata Head of Public Policy and Government Relations Google Indonesia Putri Alam.
"Misalnya ada video-video yang mengaku lebih ampuh daripada ke dokter, itu pasti kami take down," sambung dia.
Sebab, video-video semacam itu justru bisa menuntun penontonnya untuk lebih memilih jalan lain daripada harus mencari bantuan medis. Padahal, hal itu belum terbukti ampuh.
"Karena untuk isu kesehatan pasti sensitif banget. Pokoknya apa saja yang bisa mengurungkan niat viewer atau pengguna untuk mencari bantuan medis profesional, pasti kami take down," jelas Putri.
Advertisement