Jamiyah Batak Muslim Indonesia Pelopor Forum Keberagaman Nusantara
Jamiyah Batak Muslim Indonesia (JBMI) memelopori lahirnya Forum Keberagaman Nusantara (FKN) sebagai anugerah yang harus di syukuri sesama anak bangsa, untuk mempererat ikatan persaudaraan demi kebaikan bersama agar Bangsa dan Negara Indonesia yang kita cintai ini kuat dan kokoh.
FKN diluncurkan di Sumatera Utara, ditandai dengan pemutaran video tentang keberagaman di tanah air yang dilanjutkan dengan penandatanganan Nota Kesepakatan dan pemukulan gong oleh para tokoh lintas agama, suku, dan budaya dari Aceh hingga Papua, di Hotel Grand Aston City Hall di Medan, Minggu 12 Mei 2024.
Nota Kesepakatan ditandatangani oleh penggagas FKN Arif Rahmansyah Marbun bersama puluhan tokoh yang tercatat sebagai pendiri, di antaranya tokoh keberagaman Sumatera Utara Buya Syekh Ali Akbar Marbun, tokoh Melayu Sultan Deli Tuanku Mahmud Lamantjiji Perkasa Alam, tokoh Batak Toba RE Nainggolan, tokoh Sumatera Utara Dr Rahmat Shah, Ketua Umum PB Pandawa H Ruslan, dan Ketua Umum Pujakesuma Eko Sofyanto.
Kemudian juga ada tokoh Karo Nabari Ginting, tokoh Pesisir (MABSI) Zahri Piliang, tokoh Aceh Sepakat Mahyani Muhammad, tokoh Konghucu (MATAKIN) Muslim Linggouw, tokoh Bugis Nasir Ibrahim, tokoh Aliansi Sasak Lombok Mashul, tokoh Hindu Pasu Pathi, tokoh Budha Albert Masli.
Juga ada tokoh Papua Ince Weya, tokoh Agama dari FKUB Dr. Anshoruddin L, tokoh Sunda Prof Dadan Ramdan, tokoh Minangkabau Kesultanan Inderapura Sultan Rusdal Inayatsyah, Ketua Majelis Adat Kerajaan Keraton Senusantara Datuk Sri Adil Freddy Haberham, tokoh Tionghoa dari PITI dr Fadhlani Putri, tokoh Tionghoa dari KITA Rudy Wu, tokoh Maluku Stenly Mahury, dan tokoh Buddha Brilian Mochtar.
Lalu, Angkatan Muda Siliwangi Agus Mulyana, Dr. Yohy, perwakilan Pemuda Batak Bersatu, Perwakilan Horas Bangsa Batak, Perwakilan dari Paguyuban Suku Tionghoa Indonesia (PASTI) Goh Kiat Tie, Tokoh Maluku Tenggara (IKBMT) Pdt. Jhon Sedudun, Dr. Irfan Simatupang, perwakilan tokoh Nias Martinus Lase, Ketua Pemuda Maluku Indonesia Bersatu Fitri Octavia Noya, Himpunan Masyarakat Aceh Serantau Ir Muhamad, Ketua Harian DPP JBMI F. Alfansury Simanjuntak, Ketua Pelaksana Aripay Tambunan serta sejumlah tokoh lain yang berasal dari perwakilan 22 kabupaten dan kota di Sumatera Utara dan keluarga besar Jam’iyah Batak Muslim Indonesia (JBMI).
Penggagas FKN, Arif Rahmansyah Marbun, yang juga Staf Khusus Wakil Presiden Ma’ruf Amin itu mengatakan, ikhtiar untuk merajut keberagaman itu pertama kali tercetus bertepatan dengan hari pertama pendaftaran capres dan cawapres pada Pilpres 2024 lalu.
“Hingga hari ini pilpres sudah selesai dan kekuatan toleransi serta komitmen kita dalam menjaga harmonisasi keberagaman yang kini terbukti berhasil dan berperan sangat penting menjaga iklim kondusif politik hari ini dan insya Allah akan terus kita jaga ke depannya,” kata Arif.
Keberagaman, lanjut Arif, adalah anugerah dari Tuhan yang Maha Esa yang patut disyukuri oleh sesama anak bangsa, sebagai perekat persaudaraan untuk kebaikan bersama agar bangsa dan negara yang kita cintai ini kuat dan kokoh, tidak mudah dipecah belah.
Menurut Arif, yang juga Ketua Umum Jam’iyah Batak Muslim Indonesia (JBMI), dasar pembentukan FKN adalah fakta bahwa Indonesia yang kaya akan keberagaman suku dan budaya yang memerlukan perhatian khusus untuk menjaga keberlangsungan dan harmoni antar kelompok.
“Keberagaman suku dan budaya adalah aset yang harus dijaga, dipelihara, dan dirawat bersama demi membangun bangsa yang lebih kuat dan bersatu
Keberadaan FKN, menurut Arif, akan memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa melalui pemeliharaan dan peningkatan apresiasi terhadap keberagaman suku dan budaya Nusantara, di samping juga akan menjadi jejaring kerja sama antarsuku dan budaya untuk memajukan pembangunan nasional yang berkelanjutan dan inklusif.
“FKN juga akan menjadi wadah bagi pertukaran pengalaman, pengetahuan, dan ide antarsuku dan budaya guna mendorong inovasi dan pengembangan potensi lokal. Wadah FKN ini akan kita kembangkan hingga ke level nasional,” tutur salah satu Ketua PBNU itu.
Sebelumnya, tokoh keberagaman Sumatera Utara Buya Syekh Ali Akbar Marbun mengajak para tokoh agar menggaungkan semangat dan konsensus kebangsaan yang telah digagas para pendiri bangsa.
“Ini anugerah yang perlu disyukuri dengan saling menghormati dan menghargai sesama anak bangsa. Mari kita rayakan perbedaan dengan memperkuat persaudaraan,” ujarnya.
Tokoh Nahdlatul Ulama di Sumatera Utara, Syekh Ali Akbar Marbun, bahkan mengusulkan agar pertemuan serupa dijadikan layaknya perwiridan, tempat berkumpul berbagai suku dan budaya.
“Jadi jangan hanya sekali setahun, tapi harus lebih sering semacam wiridan dan semua itu kita mulai dari Sumatera Utara,” katanya.
Sementara Sultan Deli Sultan Mahmud Aria Lamanjiji Perkasa Alam mengatakan, Sumatera Utara merupakan miniatur Indonesia yang harus dijaga keberagamannya.
“Kita memimpikan Sumatera Utara menjadi negeri yang ‘baldatun thayyibatun warabbun ghofur’ yang tidak pernah terpecah belah sampai kapan pun,” katanya.
Sedangkan tokoh Sumatera Utara Dr Rahmat Shah mengajak semua pihak untuk melepas semua embel-embel yang melekat pada diri masing-masing dan bersatu membangun bangsa yang akan menjadi warisan untuk anak cucu.
“Akan sangat luar biasa kalau kita bisa bersatu merajut kebersamaan, berbeda tapi hidup berdampingan dan bersama-sama menjaga keberagaman,” katanya.
Acara silaturahmi keberagaman dan halal bihalal tokoh lintas agama, suku dan budaya serta keluarga besar Jam’iyah Batak Muslim Indonesia yang mengambil tema “Bersama untuk Indonesia Tangguh” itu ditutup dengan makan siang bersama,