Jamila, Minyak Pijat dari Minyak Jelantah dan Jahe Merah
Limbah minyak goreng atau biasa dikenal dengan minyak jelantah memang tidak dianjurkan untuk digunakan menggoreng makanan kembali. Meski begitu, minyak jelantah tetap dapat diolah kembali menjadi produk yang bermanfaat.
Seperti yang dilakukan mahasiswi Keperawatan Program Studi Pendidikan Profesi Ners Universitas Muhammadiyah Surabaya (UM Surabaya) yang membuat 'Massage Jamila (Jahe Merah dan Minyak Jelantah)'.
"Massage Jamilah adalah produk minyak pijat yang terbuat dari minyak jelatah dan jahe merah," ujar perwakilan tim, Jihan Robbaniyah, Senin, 5 Agustus 2019.
Jihan menggungkapkan, ide awal pembuatan minyak pijat dari limbah rumah tangga dan salah satu bumbu rumah tangga ini. Karena, sering melihat orang yang selalu mengeluh nyeri khususnya, orang-orang yang sudah usia lanjut.
"Dari situ muncul ide membuat minyak pijat yang ramah lingkungan dan dapat dibuat sendiri di rumah dengan bahan-bahan yang mudah didapatkan," ucap Jihan.
Jahe merah dipilih karena memiliki efek anti inflamasi dan stimulant sirkulasi yang penting untuk menurunkan rasa nyeri yang dirasakan.
Pembuatan minyak pihat Jamilah ini cukup mudah dan hanya membutuhkan, minyak jelantah, jahe merah, dan ampas tebu. Minyak jelantah dalam hal ini tidak langsung digunakan melainkan harus melewati proses penjernihan dengan direndam apas tebu selama 3 sampai 4 hari.
"Setelah proses penjernihan minyak akan disaring. Hasil minyak yang jernih direndam kembali dengan jahe merah yang sudah dibakar dan ditumbuk. Proses perendaman kedua ini juga berlangsung 3 sampai 4 hari," terang Jihan.
Minyak kembali disaring agar hasilnya dapat digunakan untuk memijat. Saat menyentuh kulit, minyak pijat campuran jahe merah dan minyak jelantah ini membuat sensasi hangat. Bau seperti permen jahe serta tidak menyengat sama sekali.
"Untuk anak-anak pun tidak berbahaya karena memang dari bahan alami dan aman untuk semua jenis kulit," pungkasnya.