Jambore Ngalam Resik, Pelajar Belajar Mengolah Sampah Plastik
Jambore Ngalam Resik untuk pertama kalinya diadakan tahun 2019 ini. Dimulai pada Jumat 22 Februari hingga 24 Februari 2019. Berlokasi di Bumi Perkemahan Madyopuro Kecamatan Kedungkandang Kota Malang. Acara tersebut khusus memperingati Hari Peduli Sampah Nasional yang jatuh pada tanggal 21 Februari 2019.
Hujan deras yang mengguyur selama tiga terakhir, tidak menyurutkan semangat pelajar dari 19 Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Malang untuk mengikuti Jambore Ngalam Resik 2019. Dibagi menjadi 39 regu, 400 siswa yang hadir nampak antusias mengikuti setiap agenda.
Ratusan pelajar ini berkemah serta melakukan pentas-pentas seni. Selain itu, yang menarik mereka juga diajarkan mengolah sampah plastik agar bermanfaat bagi lingkungan dan kehidupan sehari-hari.
Mereka mengumpulkan sampah-sampah plastik seperti botol bekas. Kemudian bersama Komunitas Peduli Lingkungan Fasilitator Reuse, Reduce, Recycle (F3R), pelajar-pelajar SMP ini diajarkan untuk membuat terarium.
Terarium adalah wadah yang terbuat dari kaca atau plastik transparan berisi tanaman, yang diperuntukkan bagi beragam kebutuhan, seperti untuk penelitian, metode bercocok tanam maupun dekorasi.
Nurmawati dari F3R menjelaskan fungsi terarium yang bisa digunakan untuk tempat tanaman. Dengan bahan dasar botol kaca atau plastik yang sudah dikumpulkan oleh peserta, mereka bisa membuat tempat tanaman hias yang menarik dan memiliki nilai jual.
Cara membuat terarium terhitung mudah. Pertama perlu memilih wadah yang berukuran cukup untuk menyimpan tanaman. Wadah ini bisa didapatkan dari bekas akuarium, botol kaca ataupun teko. Setelah itu, masukan kerikil, pasir, kemudian arang.
Arang berfungsi untuk pengganti panas yang tidak didapatkan dari sinar matahari langsung. Karena penggunaan terarium khusus untuk tanaman di dalam ruangan. Salah satu tanaman yang cocok untuk dipasang dalam terarium adalah kaktus.
Selain membuat terarium, pelajar-pelajar tersebut juga diajak untuk membuat karya-karya unik yang terbuat dari sampah plastik. Seperti tas yang terbuat dari bungkus permen. Hasil karya mereka juga dilombakan sebagai apresiasi atas kemauannya untuk mencintai lingkungan dengan mendaur ulang sampah.
Seluruh sampah yang sempat dikumpulkan selama tiga hari kegiatan juga akan didonasikan ke Bank Sampah. Dari sini para peserta juga bisa mendapatkan uang. Melihat antusiasme para pelajar yang ikut serta, Nurmawati yang juga sebagai ketua pelaksana Jambore Ngalam Resik berharap agenda ini berlanjut ke tahun-tahun selanjutnya.
Advertisement