Jalur Trem Diduga Peninggalan Belanda Ditemukan di Kota Malang
Jalur trem sepanjang 200 meter ditemukan di kawasan Kayutangan, Jalan Basuki Rachmat, Kota Malang. Penemuan jalur trem tersebut berawal saat pengerjaan proyek pembangunan kawasan wisata heritage di wilayah itu.
Jalur trem tersebut ditemukan tertimbun oleh aspal jalan. Karena keperluan pembangunan kawasan heritage, aspal jalan tersebut dihancurkan dan akan diganti dengan batu andesit.
Pemerhati sejarah Kota Malang, Indrana Cahaya Kusuma yang langsung datang melihat jalur trem tersebut memperkirakan bahwa rel ini dibangun sekitar tahun 1903, saat masa kolonial Belanda.
"Ini diperkirakan membentang sepanjang Stasiun Blimbing hingga ke Jagalan, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. Dibuka sekitar 15 Februari 1903 dan diprediksi ditutup pada 1959," ungkapnya pada Rabu 11 November 2020.
Indra memperkirakan total panjang lintasan trem dari Stasiun Blimbing menuju kawasan Jagalan sekitar 6 kilometer. Ia menjelaskan rel tersebut pada zaman Belanda digunakan untuk keperluan mengangkut muatan karang dan juga barang.
"Kawasan Kayu Tangan ini dulunya kan sentral bisnis. Jadi ini adalah jalur perdagangan. Sentra-sentra produksi ada di sini," ujar pria yang juga pegiat sejarah di Komunitas Malang Raya Heritage tersebut.
Ditambahkan oleh Consultant Supervisi PT Prospera Consulting Engineer, Warjo, sebagai pihak kontraktor pembangunan kawasan Kayutangan Heritage menuturkan, sementara ini akan mengamankan terlebih dahulu jalur trem tersebut.
"Rel ini akan kami tutup. Pengamanannya yaitu dengan dicor. Di atasnya masih ada selisih sekitar 6 centimeter akan ditutup menggunakan batu andesit. Agar tidak rusak dengan karat. Kami jamin besi rel ini aman," tuturnya.
Pembangunan kawasan wisata Kayutangan Heritage tersebut terbentang sepanjang dua ruas jalan utama yaitu simpang empat Rajabali, dan simpang tiga di depan kantor Perusahaan Listrik Negara (PLN) Kota Malang.
"Ini pengerjaan proyeknya kami kebut. Pengerjaan selama 24 jam penuh dan paling lambat akan rampung pada 20 Desember 2020, nanti," tuturnya.
Kawasan Kayutangan, atau yang saat ini dikenal sebagai Jalan Basuki Rachmad merupakan pusat perdagangan dan pertokoan pada masa Hindia Belanda. Di kawasan tersebut, berderet bangunan tua yang memiliki nilai sejarah tinggi.
Saat ini kawasan tersebut merupakan pusat perkantoran, dan pertokoan. Di sepanjang Jalan Basuki Rachmad, terdapat beberapa gedung perbankan, dan juga pertokoan yang telah beroperasi sejak puluhan tahun lalu.
Advertisement