Jalankan Puasa Dianggap Bahayakan Komunitas Lain oleh Politisi Denmark
Menteri Imigrasi Inger Støjberg pada awal pekan lalu meminta agar umat Islam--yang bulan ini menjalani ibadah puasa--mengambil cuti kerja. Komentarnya itu didasari pemikirannya yang mengira bahwa Muslim yang bekerja sambil menjalani ibadah puasa akan membahayakan orang-orang di sekitarnya.
Støjberg mengibaratkan, aktivitas puasa menurutnya akan mempengaruhi performa seorang pengemudi bus karena tidak makan dan minum sampai matahari terbenam. Mengutip The Guardian, atas dasar pemikirannya itu, dia sampai mendesak Muslim untuk mengambil cuti Ramadhan untuk menghindari "konsekuensi negatif bagi seluruh masyarakat Denmark," tuturnya.
Ketua Persatuan Muslim Finlandia Pia Jardi mengomentari pernyataan Støjberg tersebut sebagai pemikiran yang menggelikan.
"Tidak ada statistik atau informasi yang dapat membuktikan bahwa kaum Muslim--sekalipun pengemudi bus--melakukan tindakan membahayakan selama berpuasa. Di negara-negara berpenduduk Muslim, toko-toko dan unit usaha tetap beroperasi seperti biasa," jelas Pia.
"Muslim yang sungguh-sungguh menjalani ibadah puasa akan memastikan mereka mendapat istirahat yang cukup," tambahnya.
Dari sekitar 5,7 juta populasi penduduk Denmark, 250.000 di antaranya merupakan Muslim. Støjberg merupakan anggota partai berhaluan konservatif yang dalam beberapa tahun terakhir gencar menjadi juru bicara pemerintah mengenai pengetatan pemberian suaka dan aturan keimigrasian.
Nama Denmark telah tercoreng ketika sebuah koran bernama Jyllands-Posten mempublikasikan 12 karikatur yang melecehkan Nabi Muhammad pada 2005. Pemerintah Denmark menolak menemui delegasi komunitas-komunitas Muslim Eropa yang menyebabkan kemarahan umat Islam di berbagai belahan dunia semakin meluas. (amr)