Jalan untuk Memakamkan Jenazah Rudolf ke Manado Makin Lapang
Perjalanan panjang yang ditempuh Yuke Pelealu, istri pertama almarhum Rudolf Sayerz mulai menampakkan hasil. Keinginan dia bersama tiga putrinya untuk memakamkan Rudolf di Manado mulai mendapat titik terang. Yuke mengklaim pihak Lion Air sudah memberi lampu hijau. Yuke sudah diminta membuat pernyataan yang isinya siap bertanggung jawab atas jenazah Rudolf.
Kabar ini disampaikan Yuke Pelealu, saat ditemui di rumah duka Dharmais, Jumat 9 November 2018. "Kami bersyukur Tuhan membantu kami," kata Yuke di depan peti jenazah suaminya.
Rudolf adalah salah penumpang pesawat Lion Air JT 610, yang jatuh di Perairan Karawang, Jawa Barat pada 29 Oktober lalu. Jenazah Rudolf sempat menjadi rebutan perempuan lain yang juga mengaku sebagai istri Rudolf. Tak hanya satu, tapi ada dua perempuan lain yang juga mengaku sebagai istri Rudolf.
Namun itu tak membuat patah semangat Yuke. Dia tetap berjuang. Di tengah kelelahan mengurus jenazah suaminya, Yuke memperoleh energi baru dengan hadirnya salah seorang saudaranya yang bernama Trikartika. Trikartika berprofesi sebagai pengacara. Dia mau membantu Yuke.
"Ini semua Tuhan atur. Di saat saya hampir tidak berdaya, Tuhan mengirim saudara untuk mendampingi saya," tutur Yuke.
Sekarang, fokusnya tinggal mengurus surat yang dipegang istri ke lima Rudolf. Kalau pengurusan surat ini lancar, rencananya jenazah almarhum akan dibawa secepatnya ke Manado. Apalagi jenazah almarhum sudah berhasil diidentifikasi tim DVI sejak sepuluh hari lalu. Jenazah Rudolf berhasil diidentifikasi melalui sidik jari.
Di balik rebutan jenazah ini, Yuke curiga ada persekongkolan jahat antara perempuan yang mengaku sebagai istri almarhum ke dua dan ke lima. Sehingga dia bersikeras untuk menguasai jenazah dan surat surat kematian Rudolf. Bisa jadi ada sesuatu yang diinginkan.
"Santunan dan uang asuransi yang dijanjikan, kan cukup banyak. Lebih dari Rp1,2 miliar," kata Yuke menduga.
Perempuan yang mengaku sebagai istri almarhum Rudolf itu dianggap telah merampas hak anak-anaknya dari almarhum bapaknya. Sejak berhubungan dengan perempuan lain, Yuke mengklaim almarhum tidak pernah mengurus istri dan ketiga anak biologisnya itu.
Namun, meski Yuke dan ketiga anaknya tak pernah dinafkahi, mereka tak dendam. Mereka tetap ingin menunjukkan kecintaannya kepada almarhum. Apalagi Rudolf masih berstatus sebagai suami Yuke yang sah.
"Papa sudah lama tidak mengurus dan meninggalkan kami. Sekarang Papa harus bersama kami," kata Gabriella, putri bungsu almarhum. (asm)