Jalan Rusak Gara-gara Truk ODOL, Warga Jember Bakal Gelar Aksi Blokade Jalan
Sejumlah warga dari Kecamatan Gumukmas, Puger, Balung, dan Rambipuji akan menggelar aksi unjuk rasa, besok, Selasa, 03 Desember 2024. Mereka akan melakukan blokade jalan sebagai bentuk protes atas pembiaran truk dengan Over Dimension Over Loading (ODOL).
Bustanul Ulum, salah satu warga Kecamatan Puger mengatakan, kondisi jalan raya Puger-Rambipuji saat ini cukup memprihatinkan. Jalan yang diperbaiki menggunakan anggaran negara itu rusak parah akibat sering dilalui truk odol.
Mayoritas truk odol yang melintas di jalan tersebut merupakan kendaraan milik perusahaan pabrik semen di Kecamatan Puger. Dalam sehari saja, truk perusahaan tersebut bisa melintas lebih dari 100 kali di jalan tersebut.
Kendaraan jumbo dengan muatan yang melebihi kapasitas itu menyebabkan jalan cepat rusak. Kondisi jalan saat ini dipenuhi banyak lubang. Lubang-lubang yang tidak terhitung jumlahnya itu cukup membahayakan pengguna jalan, apalagi saat turun hujan.
"Kondisi jalan saat ini sudah dipenuhi lubang dan tumpahan material pasir. Ini sangat berbahaya, apalagi saat turun hujan. Lubang tidak terlihat karena tergenang air bisa menyebabkan pengendara mengalami kecelakaan lalu lintas," katanya, Senin, 02 Desember 2024.
Atas masalah itu, warga Kecamatan Gumukmas, Puger, Balung, dan Rambipuji sepakat melakukan aksi turun ke jalan. Mereka secara serentak menggelar aksi di sepanjang jalan Puger-Rambipuji.
Sesuai rencana, warga yang melakukan aksi tersebut akan memblokade jalan. Namun, Ulum memastikan blokade jalan dilakukan untuk menghalau kendaraan Odol. Sedangkan kendaraan lain, termasuk mobil pribadi masih tetap dipersilakan melintas.
Melalui aksi tersebut, warga berharap jalan raya Puger-Rambipuji segera diperbaiki dengan baik. Jangan sampai hanya diperbaiki dengan metode tambal sulam. Sebab, metode tambal sulam yang sering dilakukan saat ini hanya berumur satu pekan, lalu rusak kembali.
Selain menuntut perbaikan jalan, warga juga berharap ada pemberlakukan timbangan bagi setiap kendaraan angkutan material yang melintas. Timbangan tersebut bisa diletakkan di tempat keluar masuknya kendaraan.
Kendati demikian, warga menginginkan alat timbang tersebut dioperatori oleh petugas dengan dedikasi yang tinggi. Jangan sampai ada sogok menyogok. "Harus benar-benar diperhatikan petugasnya jika ada pemberlakuan timbangan. Kendaraan odol harus tegas dilarang melintas, jangan sampai lolos karena ada petugas yang mau disogok," pungkasnya.