Jalan Menuju Tuhan Melalui Hati, Bukan Kata-kata
Di tengah pandemi Covid-19 saat ini, mengekang diri untuk hadir di tengah kerumunan merupakan anjuran. Menjaga jarak tidak semata-mata fisikal . Melainkan juga jarak di antara pergaulan sosial dan mendekatkan diri pada Sang Khaliq. Olah rohani.
Di sinilah kita perlu melakukan renungan kontemplatif. Betapa pun menjaga kebersihan rohani, suatu niscaya di masa-masa pandemi saat ini.
Jalan menuju Tuhan adalah melalui hati (qalb) dan bukan dengan kata-kata semata. Inilah pandangan kaum sufi, mereka yang meraih dimensi terdalam agama Islam.
Syamsi al-Tabrizi, sang darwisy pengelana, dan guru spiritual Maulana Rumi, menawarkan jalan emas saat mengatakan :
لا تحكم على الطريقة التي يتواصل بها الناس مع الله، فلكل إمرئٍ طريقته وصلاته به الخاصة إن الله لا يأخذنا بكلمتنا بل ينظر في أعماق قلوبنا. وليست المناسك أو الطقوس هي التي تجعلنا مؤمنين، بل إن كانت قلوبنا صافية أم لا.
"Janganlah engkau menghakimi cara/ jalan manusia menempuh dan berhubungan dengan Tuhan, menurut dirimu.
Masing-masing orang mencari cara/ jalan sendiri-sendiri. Tuhan tidak melihat kata-katanya melainkan mendengar suara hatinya.
Bukan ritual itu yang menjadikan kita orang-orang yang beriman, melainkan apakah hati kita bersih atau kotor".
"Ah, andai saja semua orang mau merenungkan the golden rule ini, hidup akan terasa damai dan indah," pesan KH Husein Muhammad.
Dzikir-Tasbih
Di sisi lain, Ustadz Keman Almaarif dari Jombang mengingatkan kita berdzikir. Keutamaan membaca tasbih, tahmid, takbir setelah salat fardhu.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ سَبَّحَ اللهَ فِى دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ ثَلاَثًا وَثَلاَثِيْنَ وَحَمِدَ اللهَ ثَلاَثًا وَثَلاَثِيْنَ وَكَبَّرَ اللهَ ثَلاَثًا وَثَلاَثِيْنَ فَتِلْكَ تِسْعَةٌ وَتِسْعُوْنَ وَقَالَ تَمَامَ الْمِائَةِ لاَ إِلٰهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيْرٌ غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ
Dari Abu Hurairah dari Rasulullah Saw. beliau bersabda :
"Barangsiapa bertasbih kepada Allah sehabis sholat sebanyak 33 kali, dan bertahmid kepada Allah 33 kali, dan bertakbir kepada Allah 33 kali, hingga semuanya berjumlah 99, dan beliau menambahkan, dan kesempurnaan seratus adalah membaca:
Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lahu, lahul mulku walahul walahul hamdu wahuwa 'alaa kulli syai'in qadiir,
maka kesalahan-kesalahannya akan diampuni walau sebanyak buih di lautan. " (HR. Muslim no . 1380)
"Semoga kita dan seluruh keluarga kita selalu bertakwa kepada Allah, selalu mendapat rahmat, ampunan, dan ridha dari Allah Swt. Amin!" Demikian pesan Ustadz Keman Almaarif.
Advertisement