Jalan Kondom hingga IUD di Mojokerto, Tabu Tapi Mengedukasi
Ada-ada saja cara warga mengampanyekan program Keluarga Berencana (KB) kepada masyarakat. Desa Kwaden Kembar, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, misalnya, kampanye itu dilakukan dengan mengabadikan alat-alat kontrasepsi sebagai nama jalan.
Ada Jalan Kondom, Jalan IUD, Jalan Implan, Jalan Suntikan, Jalan MOP, Jalan MOW hingga Jalan Pil KB. Maka jangan kaget bila Anda masuk ke kampung ini. Sebab, ada banyak istilah medis, terutama bidang kontrasepsi bertebaran hampir di setiap sudut desa. Semua plang jalan dipasang secara mencolok, layaknya nama jalan pada umumnya.
Jalan Kondom misalnya, jalan ini berada di jalan utama desa dan terlihat jelas dengan cat warna putih dan plang dari bahan plat besi berwarna hijau. Dengan tampilan semenyolok itu, tak perlu waktu lama, Anda dijamin akan bisa segera mengenalinya.
Terkesan unik dan edukatif, ternyata pemberian nama-nama tersebut memiliki sejarah tentang rendahnya pengetahuan masyarakat tentang kegunaan alat dan metode kontrasepsi.
Kabid Pemberdayaan dan Peningkatan Keluarga Sejahtera Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan (DPKBP2) Kabupaten Mojokerto Susi Dwi Harini mengatakan, pemberian nama jalan tersebut sejak tahun 2017 silam.
Latar belakang pemberian nama jalan tersebut karena rendahnya partisipasi masyarakat Desa Kweden Kembar terhadap program KB. Pemberian nama jalan dengan nama alat KB dan Kontrasepsi itu bentuk inovasi yang dicetuskan Koordinator Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Kecamatan Mojoanyar kala itu.
“Akhirnya jalan di sana diberi nama alat-alat kontrasepsi. Jadi, tujuannya menyosialisasikan alat kontrasepsi untuk meningkatkan cakupan KB di masyarakat,” katanya di kantor DPKBP2 Kabupaten Mojokerto Jalan RA Basuni Sooko, Rabu 10 Mei 2023.
Susi menjelaskan, Kweden Kembar salah satu dari 56 Kampung KB di Kabupaten Mojokerto. 55 Kampung KB lainnya meliputi Desa Rejosari, Padangasri dan Gebangsari di Kecamatan Jatirejo.
Desa Bening, Ngembat dan Begaganlimo di Kecamatan Gondang. Desa Nogosari, Cembor dan Cepokolimo di Kecamatan Pacet. Desa Sukosari, Belik dan Ketapanrame di Kecamatan Trawas.
Desa Kutogirang, Kunjorowesi dan Tanjangrono di Kecamatan Ngoro. Desa Purworejo, Banjartanggul dan Ngrame di Kecamatan Pungging. Desa Leminggir, Kedung Gempol dan Awang-Awang di Kecamatan Mojosari.
Desa Sumberkarang, Kedung Gede dan Randugenengan di Kecamatan Dlanggu. Desa Gayam, Tinggarbuntut dan Puloniti di Kecamatan Bangsal. Desa Ketemasdungus, Balongmojo dan Banjaragung di Kecamatan Puri.
Desa Pakis, Balongwono dan Panggih di Kecamatan Trowulan. Desa Mojoranu, Ngingasrembyong dan Sambiroto di Kecamatan Sooko. Desa Gedeg, Jerukseger, Gembongan dan Berat Wetan di Kecamatan Gedeg.
Desa Mojokusumo, Berat Kulon dan Mojowiryo di Kecamatan Kemlagi. Desa Parengan, Lakardowo dan Ngabar di Kecamatan Jetis. Desa Madureso, Gunungsari dan Cinandang di Kecamatan Dawarblandong.
Kemudian Desa Lengkong, Kepuhanyar dan Ngarjo di Kecamatan Mojoanyar. “Dari 56 kampung KB, hanya Kweden Kembar yang pakai inovasi nama jalan memakai alat kontrasepsi,” ungkapnya.