Jalan Khoirul Huda di Lamongan, Jalan Terpendek di Indonesia
Sejumlah nama jalan di Lamongan ada satu yang unik. Jalan tersebut sangat pendek. Bahkan, bisa jadi terpendek di Indonesia.
Kebanyakan orang mengira itu hanya sebuah lorong atau gang. Karena, panjangnya kurang dari 50 meter dan lebar 3 meter. Terhimpit, di sebelah selatan oleh Jalan Dr Wahidin Sudiro Husodo dan Jalan Kiai Amin di sebelah utara.
Kanan kiri sepanjang jalan hanya dihuni sepuluh rumah. Konon, merupakan proyek perumahan kali pertama di kota soto tersebut.
"Betul. Ini perumahan pertama. Dulunya ini kuburan," kata Koentijah, 87 tahun, yang mengaku salah satu penghuni pertama setelah nikah di sekitar tahun 1956.
Jalan Khoirul Huda ini sempat viral. Persisnya di tahun 2017, setelah papan nama jalan ini muncul di beberapa media sosial.
Ya, viral. Karena nama jalan tersebut dikait-kaitkan dengan nama besar penjaga gawang legendaris Persela Lamongan, Choirul Huda, yang gugur saat berjibaku di lapangan rumput Stadion Surajaya Lamongan.
Persisnya, saat tim kebanggaan warga Lamongan, Laskar Joko Tingkir, itu menjamu Semen Padang di ajang kompetisi Liga 1 pada 15 Oktober 2017.
Penjaga gawang putra asli Lamongan itu mengalami insiden berbenturan dengan rekan satu tim saat penyelamatan gawang. Nyawanya tidak terselamatkan.
Padahal, antara keduanya sama sekali tidak ada keterkaitan. Ternyata, Jalan Khoirul Huda sudah ada puluhan tahun lalu. Bahkan, sebelum sang penjaga gawang legendaris itu lahir.
Penjaga gawang bernomor punggung 1, nomor tersebut diabadikan untuk tidak dipakai penjaga gawang Persela selanjutnya, itu lahir 1979. Sedang nama Jalan Khoirul Huda dicanangkan sejak tahun 70-an, yaitu, semasa Bupati M. Chasinu 1969-1979.
Lantas, siapa Khoirul Huda yang namanya diabadikan sebagai nama jalan di kawasan Lingkungan Kranggan, Kelurahan Sidokumpul, Kecamatan/Kabupaten Lamongan itu?
Ternyata, Khoirul Huda adalah pahlawan lokal di masa perang kemerdekaan Republik Indonesia. Ia seorang pemuda santri yang bergabung sebagai pasukan Hisbullah.
Menurut pemerhati sejarah Lamongan, Arifin K, Khoirul Huda wafat Januari 1946. Sesuai tulisan yang tertera di batu nisan tempat pemakamannya, di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kusuma Negara, Lamongan.
Khoirul Huda, pemuda asli Lamongan, lahir di Kranggan, santri dari KH Abdullah Iskandar. Ia masuk Hisbullah karena panggilan jiwa. Persisnya, saat ada agresi Belanda II.
"Ia gugur tepat waktu subuh, di surau kecil di Balongpanggang, Kabupaten Gresik," kata Arifin, kepada ngopibareng.id, Minggu, 19 Maret 2023.
Saat itu, Khoirul Huda bersama dua rekannya sedang bertugas menjaga pimpinannya sedang salat subuh. Yakni, KH. Abdullah Iskandar, G Dipoyono dan H Sutrami dan lainnya. Juga ada seorang wanita.
Sekadar diketahui, G Dipoyono adalah sutradara sekaligus pemeran tokoh Pak Raden pada serial film boneka Si Unyil. Rumah asalnya juga tidak jauh dari rumah Khoirul Huda. Sama-sama di Lingkungan Kranggan, Kelurahan Jetis, Kecamatan Lamongan.
"Sedang H. Sutrami, mertua kakak saya Mas Hambali, setelah merdeka menyandang gelar profesor dan menjadi dosen di Unej Jember," katanya.
Ketika sedang menjaga pimpinannya salat subuh, lanjut Arifin, tiba-tiba ada serangan dari Belanda. Tetapi, demi melindungi pimpinannya, Khoirul Huda dan dua rekannya melakukan perlawanan.
Mereka bertiga berjibaku mati-matian agar pimpinannya, KH Abdullah Iskandar, G Dipoyono dan H Sutrami dan rombongan lainnya selamat. Dan, akhirnya memang selamat.
Hanya, Khoirul Huda terkena tembakan dan dua rekannya terluka parah. Setelah aman dan dilakukan penyelamatan, pagi harinya ketiga pemuda Hisbullah itu dibawa ke Lamongan. Tetapi, dalam perjalanan Khoirul Huda meninggal dunia.
"Kalau tidak salah ingat dulu ada yang mengatakan pemakamannya hari Kamis. Sebelumnya, jenazah disalatkan di masjid jami' yang sekarang Masjid Agung Lamongan itu. Jamaah yang ikut salat penuh, sampai tidak muat," kata pensiunan guru SMA Negeri 1 Lamongan ini.
Nama Khoirul Huda ini sangat harum di mata masyarakat Lamongan. Sehingga, pada masa Bupati M Chasinu memimpin 1969-1979 nama Khoirul Huda diabadikan sebagai nama jalan di Lamongan. Kebetulan di lingkungan asal kelahirannya.
"Pada saat perang kemerdekaan itu, Khoirul Huda mendapatkan pangkat dari kemiliteran letnan dua anumerta," pungkas Arifin.
Advertisement