Jalan-Jalan-2: Intip Istana Kaisar Jepang dari Lantai 24
Catatan Arif Afandi dari Tokyo
Sungguh beruntung kunjungan ke Tokyo kali ini. Di sela-sela sambang kantor Mitsubishi Materials Company (MMC), bisa mengintip halaman dalam Istana Kaisar Jepang Naruhito.
Kok bisa? Itulah. Padahal kawasan itu adalah kawasan yang tak bisa disentuh warga biasa. Hanya orang tertentu yang bisa masuk ke dalamnya. Keluarga, pejabat dan tamu negara.
Biasanya, kita hanya bisa melihat pagarnya. Yang di luarnya dikelilingi sungai. Apa yang ada di dalamnya penuh dengan misteri. Tidak tahu ada bangunan apa saja di dalamnya.
Istana Kaisar ini terletak di daerah tertutup Chiyoda, Tokyo. Luas lahannya 115 kilometer persegi. Pintu masuknya melalui gerbang yang melewati Jembatan Seimon Ishibashi. Selain taman yang luas, di dalamnya ada tempat tinggal pribadi kaisar dan keluarga, kearsipan, museum dan kantor.
Sayangnya, Istana Kaisar ini tak seperti White House, tempat tinggal dan Kantor Presiden Amerika. Yang bisa dikunjungi orang umum atau wisatawan. Meski tidak seluruh bagian bisa dilihat mereka. Beberapa istana negara juga terkadang dibuka untuk umum.
Karena itu, kesempatan bisa mengintip Istana Jepang dalam kunjungan saya ke Tokyo kali ini sangat istimewa. Ini gara-gara kunjungan ke kantor pusat MMC (Mitsubishi Material Corporation) yang berada di depan Istana Kaisar. Di Gedung perkantoran bernama Mizubushi. Gedung perkantoran milik Mitsubishi Property.
Kantor Istimewa Depan Istana
Di gedung itulah tempat berkantor para petinggi MMC, holding company pemegang saham mayoritas PT Smelting. Smelter tembaga yang pertama dan sampai sekarang satu-satunya di Indonesia. Bersama Direktur Komersial dan Pengembangan Bisnis Irjunawan P Radjamin, kami bertemu Katsuyoshi Isaji.
Kantor yang mengendalikan 7 ribu karyawan dan 15 anak perusahaan di seluruh dunia ini berada di beberapa lantai gedung tersebut. Salah satunya ada di lantai 24. Kami mengintip Istana Kaisar dari kantin yang sangat luas. Yang bisa langsung melihat istana. Juga melihat gedung-gedung perkantoran di samping kanan maupun belakang.
"Mohon maaf, tidak boleh memotret," kata Yoji Omura, pejabat MMC yang pernah bertugas di PT Smelting Gresik selama 3 tahun. Ia tidak menjelaskan kenapa tidak boleh mengambil gambar Istana Kaisar meski dari jarak jauh dan dari dalam gedung.
Saya pun ganti taktik. Meminta mantan Executive Vice President PT Smelting Tatsuya Inoue yang juga ikut mendamping untuk memotret kami. Dengan mengambil latar belakang jendela kaca gedung yang menghadap ke Istana.
Apa yang terjadi? Inoue yang pernah menjadi orang kedua di smelter tembaga pertama di Indonesia itu ternyata tak mau memotret yang langsung terlihat istana dari kamera. Ia mengambil mengarahkan kamera ke samping.
Rupanya respek orang Jepang terhadap kaisarnya besar sekali. Mereka tak mau mengambil foto dari depan. Tapi dari samping sehingga latar belakang istana tak terlihat. Atau itu dilakukan sebagai bentuk ketaatan terhadap aturan yang melarang mengambil gambar istana.
Akhirnya hanya bisa mengintip dari jauh tempat tinggal Kaisar Naruhito. Yang berjarak dua blok taman kosong dari gedung terdepan. Dan masih dikelilingi sungai buatan. Hanya melihat atap bangunan diantara pepohonan nun jauh di sana.
Bayangkan melihat keraton Yogyakarta dari Kantor Bank Indonesia di seberang gedung Agung Yogyakarta. Dari atap gedung kuno itu. Pasti yang terlihat hanya alun-alun utara dengan ring kembarnya dan atap bangunan keraton tinggalan Sultan Agung ini.
Gagal memotret istana akhirnya memuaskan diri menikmati suasana awal musim gugur di kawasan Kuil Meiji. Di sepanjang jalan menuju kuil itu terdapat pepohonan kanan dan kiri yang indah. Yang sedang menguning dan mulai berguguran. Asyik.
Murah yang Tak Murah di Gotemba
Umumnya wisatawan ingin belanja di setiap negara yang dikunjunginya. Apalagi banyak negara memanjakan wisatawan pembelanja dengan tempat khusus barang-barang branded dengan harga murah. Dengan diskon khusus.
Di beberapa negara disebut factory outlet. Di Jepang ada tempat yang sama dengan nama Gotemba Premium Outlet. Inilah surganya para wisatawan pembelanja. Saya pun ikut mengunjunginya untuk sekadar cuci mata.
Tempat belanja dengan pemandangan indah Gunung Fuji ini ditempuh 2 jam dengan perjalanan darat dari Tokyo. Inilah mall khusus untuk barang-barang branded dengan harga khusus. “Kalau barang branded dan mahal di Ginza, kalau branded dan murah di Gotemba,” kata Atase Kehutanan KBRI di Tokyo M Zahrul Muttaqin.
Pejabat yang juga dikenal sebagai kiai di lingkungan KBRI ini betul. Ada banyak tempat belanja di ibukota Jepang ini. Tinggal pilih yang mahal atau yang murah. Mulai dari kawasan shopping Ginza, Shibuya, dan sebagainya. Kalau ingin belanja yang murah ada di Don Quijote, Ginza. Yang disebut terakhir kalau ingin belanja oleh-oleh murah.
Kembali ke Gotemba. Kawasan ini dibangun oleh Mitsubishi Estate bekerja sama dengan Simon Property. Mall yang berdiri sejak tahun 2000 ini berisi lebih dari 200 outlet. Terbagi dalam dua zona: barat dan timur. Antar dua zona itu dipisahkan sungai yang disambung dengan dua jembatan.
Ada juga sisi bukit atau hill side. Yang terbagi dalam tiga dataran bukit tempat belanja. Masing-masing dihubungkan dengan eskalator dan lift. Sehingga tidak mempersulit para wisatawan yang membawa belanja dari berbagai zona maupun sisi Gotemba.
Sejumlah barang mewah dijual di sini. Diskonnya besar. Bisa sampai puluhan persen. Biasanya, barang yang dijual di tempat seperti ini adalah barang asli. Bukan barang palsu atau yang populer disebut barang KW.
Namun ada sedikit cacat pabrik. Yang belum tentu diketahui umum cacat di mananya. Namun dianggap tidak lolos untuk edar karena ada cacat tersebut. Tapi ada juga barang dengan diskon besar karena sudah beda musim.
Di banyak negara yang mengandalkan wisata selalu membangun tempat-tempt belanja khusus seperti Gotemba ini. Di Amerika dan negara-negara Eropa. Selalu ada kawasan yang dibangun jauh dari pusat kota untuk memuaskan para wisatawan belanja.
Pusat belanja factory outlet selalu diserbu wisatawan. Terkadang ada yang sampai mabuk belanja. Pulang dari tempat tersebut membawa lebih satu koper berisi barang-barang branded. Tempat seperti Gotemba pasti banyak mendatangkan devisa.
Saya jadi berpikir alangkah baiknya jika ada Premium Outlet dibangun di Pandaan. Dengan pandangan Gunung Arjuno maupun Gunung Penanggungan. Di daerah yang masih dingin. Yang membuat orang berjam-jam terasa mengelilingi outlet untuk belanja.
Tidak cukup hanya jualan keindahan alam. Harus ada yang memaksa wisatawan lebih banyak membelanjakan uangnya. Dengan belanja barang-barang dan belanja makanan. Dari situ uang akan berputar lebih banyak.
Advertisement