Jalan Inovasi
Di zaman perlawanan terhadap penjajah dulu, kakek-nenek kita meriakkan ‘’Merdeka atau mati!’’. Di zaman merdeka sekarang kita selayaknya menegaskan, ‘’Inovasi atau mati!’’.
Salah satu jalan untuk maju adalah inovasi. Demikian juga Provinsi Jawa Timur kita. Karena itu, jalan inovasi harus menjadi pilar dalam mencapai kemajuan Jatim lewat cara gotong royong.
Ambil saja contoh di bidang pertanian. Selama ini Jatim selalu surplus sekitar 5 juta ton beras. Juga sudah dikenal sebagai lumbung ketahanan pangan nasional. Namun, berdasarkan data BPS, terjadi mutasi lahan pertanian 1.100 hektar per tahun.
Penyusutan lahan pertanian ini tidak mungkin bisa dihindarkan. Jumlah penduduk terus bertambah. Perekonomian tumbuh. Kebutuhan akan tempat tinggal pasti terus meningkat. Sementara lahan tak mungkin mengembang.
Mutasi lahan pertanian menjadi perumahan dan area industri inilah yang terjadi dalam kurun waktu terakhir. Selain itu, jumlah keluarga yang menggeluti dunia pertanian juga terus menyusut.
Lantas haruskah Jatim meninggalkan posisinya sebagai lumbung pangan karena penyusutan lahan ini? Tentu tidak. Jalan satu-satunya harus dipecahkan melalui cara inovasi di bidang pertanian.
Penemuan baru di bidang teknologi pertanian harus didorong. Mulai dari teknologi pembibitan, pengolahan lahan, sampai dengan pemupukan. Semuanya harus diarahkan untuk meningkatkan produktifitas pertanian di saat penyusutan lahan tak bisa dihindarkan.
Modernisasi pertanian dengan berbasis teknologi harus dilakukan. Sayur-sayuran, misalnya. Ke depan tak lagi bisa mengandalkan produksi sayur melalui cara konvensional. Sudah harus melangkah ke teknologi hidroponik dengan menanam sayur secara vertikal.
Produksi beras pasti akan menyusut sejalan dengan penyusutan lahan. Namun, dengan inovasi teknologi pertanian, produktifitas bisa digenjot di lahan yang makin terbatas. Jika dengan cara konvensional, sehektar lahan hanya bisa menghasilkan 5 ton beras maka dengan teknologi mutahir harus menghasilkan jauh lebih dari cara lama.
Jalan inovasi seperti di bidang pertanian ini harus terus dilakukan oleh pemerintah. Tidak Mungkin menyerahkan jalan inovasi itu sepenuhnya kepada petani. Pemerintah perlu terus melakukan riset teknologi pertanian yang sesuai dengan lingkungan Jawa Timur. Pemerintah harus hadir dan berada di garda depan.
Mengapa demikian? Sebab, produktifitas pertanian sangat erat kaitannya dengan ketahanan pangan. Jika ketahanan pangan kita menjadi rendah karena produktifitasnya menurun, maka bisa mengancam stabilitas sosial dan politik. Di sinilah pemerintah harus ambil peran.
Tentu, jalan inovasi ini harus merambah ke segala bidang. Tidak hanya bidang pertanian. Infrastruktur jalan tak bisa diabaikan. Dengan tingkat kepadatan arus lalu lintas seperti sekarang, perlu inovasi perawatan jalan yang cepat. Tanpa mengganggu lalu lintas yang ada.
Layanan kesehatan dan pendidikan juga tak boleh sepi dari inovasi. Bagaimana menjadikan layanan dasar manusia ini semakin diakses seluruh lapisan masyarakat dengan mudah dan terjangkau. Bagaimana layanan pendidikan bisa melahirkan tenaga terampil dan terdidik yang inovatif.
Singkatnya, jalan inovasi merupakan salah satu jalan utama agar Jawa Timur maju dan makmur. Karena itu, ia harus menjadi salah satu pilar utama dalam melangkah ke depan. Tanpa inovasi, kemajuan tak mungkin didapatkan. Tanpa inovasi tak akan mungkin menghasilkan perubahan.*)
*) Saifullah Yusuf (Gus Ipul) adalah Wakil Gubernur Jawa Timur.
Advertisement