Jalan Akses Pelabuhan Patimban Ditargetkan Rampung 2019
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendukung pembangunan jalan akses ke pelabuhan-pelabuhan, salah satunya yakni Jalan Akses Pelabuhan Patimban. Pembangunan Pelabuhan Patimban merupakan proyek strategis nasional yang dibangun untuk mengurangi beban layanan Pelabuhan Tanjung Priok yang dinilai sudah sangat tinggi.
Pelabuhan Patimban akan menjadi Pelabuhan Kontainer terbesar kedua di Indonesia setelah Pelabuhan Tanjung Priok. Keberadaan Pelabuhan beserta jalan aksesnya di Jabar tersebut diharapkan dapat meningkatkan aktivitas ekspor yang bersumber dari kawasan industri di sekitar Cikarang-Cibitung-Karawang hingga Cikampek, dan menekan biaya logistik industri nasional.
Pembangunan Jalan Akses Pelabuhan Patimban merupakan salah satu kerjasama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang yang pada tahun 2018 ini bertepatan dengan peringatan 60 tahun hubungan diplomatik kedua negara. Jalan akses sepanjang 8,1 Km didanai menggunakan dana pinjaman Pemerintah Jepang senilai Rp 1,127 triliun.
“Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus mendorong kerjasama yang sudah sejak lama dilakukan antara Indonesia dan Jepang dalam pembangunan infrastruktur berkualitas. Terlebih tahun ini diperingati sebagai tahun ke-60 hubungan diplomatik Indonesia - Jepang,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono beberapa waktu lalu.
Perwakilan Duta Besar Jepang bidang Ekonomi Takada Mari mengatakan, hubungan bilateral kedua negara telah berlangsung lama dan semakin erat. “Pada tahun ini juga merupakan peringatan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jepang, kami berbahagia proyek yang telah disepakati oleh pimpinan kedua belah negara ini bisa terwujud,” ucap Takada.
Menurutnya, banyak produsen barang dan elektronik Jepang yang berlokasi di timur Jakarta mengeluhkan padatnya jalur logistik dari dan menuju Pelabuhan Tanjung Priok. Dengan adanya Pelabuhan Patimban, maka diharapkan arus distribusi barang produksi menjadi lebih lancar sehingga dapat menekan biaya transportasi.
Penandatanganan kontrak konstruksi Jalan Akses Pelabuhan Patimban dilakukan oleh Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pelaksanaan Jalan Nasional (PJN) Wilayah 1 Jabar Direktorat Jenderal (Ditjen) Bina Marga dengan kontraktor Shimizu Corporation bersama PT Bangun Cipta Kontraktor di Gedung Bina Marga, Jakarta, Selasa, 14 Agustus 2018.
Penandatanganan disaksikan oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Marga Sugiyartanto, perwakilan Duta Besar Jepang bidang Ekonomi Takada Mari, Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Agus H. Purnomo, dan Sekretaris Daerah Provinsi Jabar Iwa Karniwa.
“Konstruksi pembangunan jalan akses Pelabuhan Patimban, Jawa Barat (Jabar) dapat segera dimulai dan ditargetkan rampung pada akhir tahun 2019. Jalan akses pelabuhan tersebut sebagian besar akan bersifat layang (elevated) karena lokasi pembangunan merupakan tanah lunak. Jalan ini nantinya akan tersambung dengan jalan Pantura,” kata Dirjen Bina Marga Sugiyartanto.
Pada kesempatan yang sama juga ditandatangani paket pengawasan supervisi pembangunan jalan akses Pelabuhan Patimban senilai Rp63,51 miliar dengan konsultan Katahira & Engineer International kerjasama dengan Nippon Engineering Consultant kerjasama operasi dengan PT Perentjana Djaja, PT Sarana Multi Daya, PT Parama Karya Mandiri, PT Mekaro Daya Mandiri dan PT Maratama Cipta Mandiri.
Dirjen Bina Marga Sugiyartanto meminta kepada Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan kontraktor untuk dapat memanfaatkan material, komponen dan SDM dalam negeri untuk pengerjaan jalan akses Patimban.
“Risiko kecelakaan kerja perlu diantisipasi. Ini pekerjaan besar, kepada seluruh unit kerja dan konsultan pengawas untuk memperhatikan SOP (Standar Operasional Prosedur), sistem kesehatan dan keselamatan, peninjauan kembali jadwal kerja, jumlah jam kerja dan istirahatnya,” ujarnya.
Selain jalan akses, keterlibatan Pemerintah Jepang juga diharapkan dapat meningkatkan kelayakan investasi jalan tol akses Pelabuhan Patimban di Kabupaten Subang, Jawa Barat yang akan tersambung dengan tol Cikampek-Palimanan. Biaya investasi tol sepanjang 40 km ini diperkirakan mencapai Rp 5,35 triliun.
Turut hadir dalam acara tersebut Sekretaris Ditjen Bina Marga Soebagiono, Direktur Pembangunan Jalan Herry Marzuki, Direktur Preservasi Jalan Atyanto Busono, Direktur Jembatan Iwan Zarkasi serta Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah VI Hari Suko. (frd)
Advertisement