Jalaluddin Rumi di Konya, Kota Santri Sufi Dunia
Meski kini dikenal sebagai negeri sekuler, Turki sesungguhnya mempunyai jejak panjang bagi kaum sufi dunia. Di kota Konya, ada keunikan dan sejarah peradaban Islam. Kota dengan julukan kota santri-nya Turki.
Konya merupakan sebuah kota kecil yang terletak di tengah-tengah Provinsi Anatolia, wilayah Turki yang masuk di benua Asia. Tidak jauh dari wilayah Kurdistan dan dekat dengan perbatasan Suriah dan Irak.
Menurut sejarah, Konya merupakan ibukota Dinasti Seljuk pada abad ke 11. Lokasinya yang berada di tengah-tengah padang tandus Anatolia, membuat kota ini menjadi salah satu pusat perdagangan penting di Jalur Sutera. Tanahnya yang subur di sekitar kota menjadikan Konya pusat industri gandum di Turki, dengan skala industri pertanian yang besar.
Jika kita telusuri jejaknya jauh ke belakang lagi, Konya mulai dihuni manusia mulai dari 3000 Sebelum Masehi dan termasuk salah satu kota tertua di dunia. Konya dulu dikenal dengan nama Ikonium (bahasa Latin).
Selama Kekaisaran Yunani, di bawah kekuasaan kaisar Claudius, kota ini berganti nama menjadi Claudioconium dan selama pemerintahan kaisar Hadrianus menjadi Colonia Aelia Hadriana.
Setelah kematian Alexander Agung pada tahun 330 SM, kerajaan Romawi terpecah. Kemudian kota ini jatuh ke kekuasaan Seleukos I Nikator. Lalu selama periode Helenistik (periode jatuhnya Alexander the Great), kota ini diperintah oleh raja-raja Pergamon. Raja terakhir Pergamon yang bernama Attalus III menjelang kematiannya menyerahkan kerajaannya kepada Republik Romawi.
Selama pemerintahan Kekaisaran Bizantin, Konya sempat hancur beberapa kali oleh pasukan muslimin di masa Kekhalifahan Bani Ummayah-Abbasyiah (abad ke 7-9). Kota ini sempat menjadi pusat penyebaran agama Kristen sebelum datangnya Bani Seljuk Turki di tahun 1069 hingga kemudian menjadi bagian dari Turki Utsmani di tahun 1487.
Nama Jalaluddin Rumi (1207-1273). Tokoh sufi terkemuka di dunia inilah yang membuat Konya menjadi sangat terkenal. Di sinilah tokoh tasawuf dan kesusastraan itu menghabiskan sebagian besar usianya hingga wafat.
Jalaludin Rumi atau dikenal pula dengan sebutan Mevlana (sebutan singkat bagi Rumi yang dalam Bahasa Turki yaitu Mawlana Jalal ad-Din Muhammad Balkhi-Rumi) adalah seorang pujangga sekaligus filsuf atau ahli tasawuf; sufi dari Persia. Begitu banyak karya puisi yang dihasilkannya. Puisi tersebut disusun dengan berbagai bahasa seperti bahasa Persia, Turki, Arab bahkan Yunani.
Kumpulan buku-buku karya Jalaluddin Rumi banyak menginspirasi para pujangga di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Beliaulah penemu Whirling Dervish atau Tarian Darwis (tarian berputar ke arah terbalik jarum jam sambil mengucapkan kalimatullah).
Tarian ini dianggap simbolisasi ajaran Sufisme Rumi, juga ritual khas untuk tarekat Mevlevi (sebutan bagi pengikut Mevlana) yang menggambarkan perpaduan kosmis yang artistik-dramatis.
Sepeninggal Rumi, barang-barang dan karya-karyanya disimpan di mausoleum (monumen makam yang ia bangun untuk ayahanda dan guru sufinya) yang telah dijadikan museum sejak tahun 1926, saat Attaturk berkuasa di Turki. Bangunan ini dahulu digunakan sebagai pemondokan para darwis. Hingga sekarang masih menjadi pusat pembelajaran dan pengajaran sufi dan salah satu atraksi wisata utama yang wajib dikunjungi.
Di museum Mevlana (yang juga berfungsi sebagai masjid) ini, sobat bisa menyaksikan beberapa makam yang sangat terawat dengan baik. Bahkan, kita bisa melihat Al-Qur’an kuno dengan tinta emas yang mengagumkan.
Puisi-puisi Jalaluddin Rumi dalam tulisan Arab disimpan didalam kotak kaca. Selain itu, di beberapa bangunan museum juga terdapat patung lilin yang dibuat menyerupai para sufi waktu itu dengan tarian sufinya.
Advertisement