Jaket Banser Abu Janda dan Sikap Kita
Beberapa tahun yang lalu,selaku Ketua Dewan Penasihat PP Gerakan Pemuda Ansor, saya mempertanyakan kepada pimpinan GP Ansor tentang Abu Janda, setelah dia bicara ngawur tentang Nahdlatul Ulama (NU) di televisi. Kesimpulan saya dia penyusup ke dalam Ansor / NU, sehingga perlu ditelusuri kenapa bisa ikut pendidikan kader Ansor / Banser.
Setelah dicek ternyata tidak ada rekomendasi dari Cabang atau Wilayah Ansor / Banser sesuai dengan persyaratan untuk diterima sebagai peserta kaderisasi Ansor/ Banser. Ia diterima atas rekomendasi seorang tokoh NU, saya kira dengan pertimbangan prasangka baik dan tidak mengecek latar belakang siapa sebenarnya Abu Janda.
Oleh pimpinan Banser yang bersangkutan sudah ditegur untuk tidak bicara tentang ke-NU-an atas nama Ansor dan juga menginfokan beberapa media terkenal mengenai hal itu. Persoalannya, ia sudah terlanjur pernah memakai seragam Banser di media dan publik menyangka ia bagian dari NU padahal fikrah dan akhlaknya bukan pengikut Ahlussunnah Waljamaah (Aswaja).
Kerusakan provokasi yang ditimbulkannya di lingkungan NU selama ini cukup besar. Beberapa pondok pesantren merasa terusik dan bahkan ada yang menjauhi (mufarakah) dari struktur NU. Misalnya di daerah sekitar Bogor, karena apa yang disampaikan oleh Abu Janda bertolak belakang dengan Fikrah an-Nahdliyah. Saya mensinyalir ada Abu Janda - Abu Janda yang lain yang berpura-pura membela NU melalui medsos , tetapi sesungguhnya musang berbulu domba.
Sebagai warga Nahdliyin saya menyarankan, “Sudah saatnya PBNU secara resmi bersikap tegas terhadap Abu Janda”. Dia memanfaatkan nama besar NU untuk kepentingan pribadi yang kalau dibiarkan akan merusak keutuhan NU.
DR KH As'ad Said Ali
Pengamat Sosial-Politik, Wakil Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama periode 2010-2015, Waka BIN 2000-2010.
*) Naskah asli berjudul "Saatnya Bersikap terhadap Abu Janda", dari akun facebook yang bersangkutan.