Jagalah Indonesia dari Radikalisme, Wasiat Syekh Adnan Al-Afyouni
Radikalisme memakan korban ulama Internasional, Syekh Muhammad Adnan Al-Afyouni, Mufti Agung Damaskus Suriah. Ulama Sufi terkemuka ini, wafat syahid dalam satu ledakan mobil yang ditumpanginya pada Kamis, 22 Oktober 2020.
Syekh Muhammad Adnan Al-Afyouni di antaranya yang mewanti-wanti agar Indonesia terus dijaga dari radikalisme yang sangat bertentangan dengan ajaran Islam dan kemanusiaan.
Dalam al-'Alaqah baina ad-Din wa al-Wathan 184 beliau menegaskan: "Yang paling mengancam persatuan bangsa--bagi negeri-negeri berpenduduk muslim--adalah pola pikir radikal yang menebar permusuhan antaranak bangsa dan memecah belah bangsa atas nama agama."
Dalam kunjungan 2016, Syekh Adnan Al-Afyouni berkesempatan mengunjungi PBNU bertemu dengan Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj. Ia menjelaskan kondisi Suriah yang porak poranda. Ia menambahkan, sebelum melindungi dirinya dan keluarganya melindungi dulu para mahasiswanya dan mahasiswa Indonesia.
Catatan Ngopibareng.id, sekitar empat tahun lalu, pada Jumat, 4 Rabi'u-Akhir 1437/15 Januari 2016 di Pekalongan pada rangkaian acara Maulid Kanzus-Shalawat Maulana Habib Luthfi ibn Yahya, Syekh Adnan Al-Afyouni menyampaikan:
يعرف قيمة الوطن من يرى وطنه يُهدم ويُدمَّر ... تكالَبت عليه الأمم ، وتحول إلى ساحة حرب ضَروس لا تبقي ولا تذر.
Ketika seseorang negaranya porak poranda, mengalami kehancuran, menjadi rebutan kuasa-kuasa asing hingga menjadi medan perang yang sengit, dan tidak ada yang tersisa, maka ia akan mengetahui seberapa pentingnya nilai sebuah negara.
يعرف قيمة الوطن من يرى الأرض في بلده قد صُبغت بلون الدم ، وعششَ في ربوعها غراب الموت والخراب.
Pada saat tanah air seseorang sudah berwarna merah berlumuran darah, seluruh penjuru negara menjadi sarang burung gagak kematian dan kehancuran, maka ia akan mengetahui betapa pentingnya nilai sebuah negara.
يعرف قيمة الوطن من يرى أهله مشردين في أصقاع الأرض يقتاتون الذل ويفترشون الهوان ويمضغون المر والصبر.
Tatkala seseorang melihat saudara-saudara sebangsanya berlarian tercerai berai di berbagai belahan bumi, mencari-cari makanan dengan penuh kehinaan, tidur beralaskan ketidakberdayaan dan sehari-hari mengunyah kepahitan serta menahan kesabaran, maka ia akan memahami dan menyadari bagaimana nilai pentingnya sebuah negara.
يعرف قيمة الوطن من غاب عن سمعه ضحكات الأطفال وزقزقة العصافير ، وحلَّ مكانها صوت المدافع وأزيز الرصاص.
Pada saat seseorang sudah tidak dapat lagi mendengarkan tawa ceria anak-anak dan kicauan indah burung-burung di negaranya. Yang ia dengar hanya suara desingan tank dan peluru, maka ia akan memahami dengan baik bagaimana nilai sebuah negara.
يعرف قيمة الوطن من ضاع منه الأمل ... وضاع منه المستقبل ... وضاعت منه السعادة يوم ضاع الوطن.
Dan tatkala seseorang sudah kehilangan asa dan harap, hampa kehilangan semangat menggapai cita masa depan, dan lenyap segala kebahagiaan, maka ia akan memahami dengan penuh keinsafan bagaimana pentingnya sebuah negara.
وعندما نرى الأوطان في أماكن متعددة من الأرض تُدمر .. تَضيع .. تُسرق .. وتُقسم ، نُدرك أهمية البحث في الدفاع عن الوطن ، وندرك أن الدفاع عن الأوطان وحمايتها وصيانتها واجب تفرضه الضرورة والمصلحة، بل هو واجب يفرضه الدين وتقرره الشريعة لأن حب الوطن من الإيمان.
Saat kita mengamati beberapa negara di belahan dunia mengalami kehancuran, terbengkalai dengan sia-sia, dijarah, dan terpecah belah, maka kita akan memahami bagaimana pentingnya membahas tema bela negara. Dengan melihat realita yang menyedihkan itu pula kita akan menyadari bahwa bela negara, menjaganya dan memeliharanya merupakan sebuah kewajiban. Kesimpulan bahwa bela negara adalah suatu kewajiban bukan hanya di dasarkan kepada nalar kebutuhan (al-dharurah) dan nalar kemaslahatan (al-mashlahah). Bela negara bahkan merupakan kewajiban yang diperintahkan agama dan ditetapkan oleh syariah, sebab cinta negara adalah sebagian dari iman (hubbul-wathon minal-iman).
Catatan:
Dipetik dari materi Syaikh Adnan al-Afyuni (Diterjemahkan dalam Indonesia) pada Konferensi Internasional Ulama Thariqah (1) di Hotel Santika Kota Pekalongan, Jawa Tengah Indonesia, 15 Januari 2016 dengan tema “Bela Negara: Pengertian dan Urgensinya dalam Islam".
Orasi yang menggetarkan jiwa, yang membuat kita tersadar betapa pentingnya menjaga persaudaraan, persatuan, melindungi negara dari ancaman perpecahan, dan juga mengingatkan kita betapa bahayanya ajaran-ajaran yang suka menyulut konflik dan menimbulkan perpecahan.
Pada Kamis, 22 Oktober 2020, Syekh Adnan Al-Afyouni meninggalkan kita semua pada insiden pengeboman pada mobil yang ditumpanginya
انا لله وإنا إليه راجعون
إن القلب ليحزن وإن العين لتدمع ولا نقول إلا ما يرضي الرب
وجزاه الله خيراً عنا وعن المسلمين
_____________
Advertisement