Jaga Kerukunan Merawat Perdamaian, Ini Konsep Sahur Bersama Sinta Nuriyah
"Saya menyelenggarakan sahur bersama sebagai ungkapan rasa kasih, persaudaraan, saling menghormati dan menghargai sesama anak bangsa, untuk membantu umat Islam yang melaksanakan ibadah puasa. Karena kita semua bersaudara," kata Nyai Sinta Nuriyah.
Sahur Keliling, sudah rutin dilakukan Nyai Hj Sinta Nuriyah setiap bulan Ramadhan. Hal ini adalah bertujuan untuk bertemu muka secara langsung dengan masyarakat face to face. Sekaligus untuk menjalin persaudaraan antar suku bangsa, agama, bahasa dan adat istiadat yang beragam se bangsa dan se tanah air.
"Saya menyelenggarakan sahur bersama sebagai ungkapan rasa kasih, persaudaraan, saling menghormati dan menghargai sesama anak bangsa, untuk membantu umat Islam yang melaksanakan ibadah puasa. Karena kita semua bersaudara," jelas istri mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (almaghfurlah).
Ny Hj Sinta Nuriyah menegaskan, tiap tahun ternyata peminatnya membludak, dari awalnya hanya berjumlah 30 orang, kemudian menjadi seperti sekarang ini. Sehingga tidak bisa memenuhi keinginan semua masyarakat untuk sahur bersama dan buka bersama.
"Saya tidak mau buka bersama. Mengapa, saya tidak memilih seperti itu. Jadi kalau buka bersama sudah banyak di masyarakat. Karena yang diajak berbuka tapi banyak yang tidak puasa juga. Sehingga saya tidak memilih berbuka bersama. Kalau sahur bersama tujuannya memang untuk mengajak puasa," tuturnya, dalam keterangan diterima ngopibareng.id, Sabtu (26/5/2018).
Ramadhan 1439 Hijriyah mantan Ibu Negara yang Ke- 4, Sinta Nuriyah Abdurrahman Wahid, kembali melakukan Sahur Keliling ke pelbagai kota dan daerah di Indonesia. Mulai dari Semarang, Klaten, Surabaya, Gresik, Probolinggo, hingga ke Jambi dan Sejumlah kota lainnya di luar Jawa.
Ribuan umat agama Islam, Katholik, Kristen, Hindhu, Buddha dan Konghucu serta tokoh lintas agama ikut hadir. Hal itu terbukti ketika Sinta Nuriyah menyambangi warga Kota Semarang dengan menggelar acara Sahur Bersama di rumah Pastoran Johanes Maria, kampus Unika Soegijapranata, Jumat (25/5). Hadir juga Rektor Unika Soegijapranata Ridwan Sanjaya dan tamu undangan lainnya.
Menyinggung kejadian akhir-akhir ini di Indonesia, Sinta Nuriyah juga memberikan tanggapannya di mana fenomena yang banyak menebar kebencian, menebar hujatan, menebar kebohongan. Ditambah dengan kejadian bom bunuh diri.
"Padahal semua agama, mengajarkan saling menghormati, menghargai, hidup berdampingan. Semua umat harus bersatu untuk menjaga kerukunan dan merawat perdamaian," ungkapnya.
Mengapa hal tersebut bisa terjadi, menurut dia, karena sekarang sudah mulai luntur orang beragama. Dan sudah kehilangan hati nuraninya. Bagaimana yang dulu telah diperjuangkan oleh Abdurrahman Wahid (Gusdur), untuk merajut kerukunan di antara semua umat beragama untuk menciptakan perdamaian.
Sementara sebagai tuan rumah Aloys Budi Purnomo mengatakan, acara sahur bersama dengan ibu Shintha Nuriyah berjalan sangat luar biasa, hikmat dan semarak. Dan pihaknya sangat apresiasi atas bantuan dari semua pihak yang telah membantu pelaksanaan acara tersebut.
"Moga-moga ini jadi berkah untuk bangsa kita, masyarakat kita. Sehingga kehidupan damai dan sejahtera yang dicita-citakan ibu Shintha sungguh banyak dirasakan oleh banyak orang," katanya. (adi)