Jaga Kedamaian dalam Berpolitik, Ini Rumus Muhammadiyah
Jalur potensial dakwah melalui politik harus dijaga. Muhammadiyah memang tidak berafiliasi pada salah satu partai politik atau netral. Namun, senyawa Muhammadiyah di politik harus netral aktif.
"Kami berpesan kepada para kader Muhammadiyah yang terjun ke dunia politik untuk bisa menjaga kedamaian bukan membuat gaduh, melalui empat hal berikut.
“Oleh sebab itu, perlu memegang empat hal, yaitu amanah, akhlak, uswatun hasanah, dan islah.”
Untuk tetap mejaga marwah dakwah Muhammadiyah, Khafid mencontohkan Jendral Sudairman. Kader muda Muhammadiyah yang mampu menjadi panglima besar, yang secara otomatis mendorong dirinya dengan urusan politik.
Demikian diungkapkan Musman Tholib, ketua Pimpinan Wilayah Muhamamdiyah Jawa Tengah (PWM Jateng) dalam acara Temu Kader Muhammadiyah ‘Pejuang Bidang Kebangsaan, di Hotel Siliwangi, Semarang, belum lama ini.
Pandangan umat Islam terhadap politik harus diubah, jika dahulu Muhammadiyah berjarak dengan partai politik. Kini, Muhammadiyah menjaga kedekatan dengan partai politik. Sehingga Muhammadiyah tidak terlempar jauh atau terjerumus kedalam pusaran politik.
Selaras dengan yang dikatakan Musman, Khafid Sirotuddin, Ketua Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) PWM Jateng mengatakan kader Muhammadiyah bisa menjadi representasi Muhammadiyah di bidang politik, “Jangan malah beranggapan poltik itu kotor.”
Khafid menambahkan, dakwah melalui mimbar agama saja tidak cukup. Sehingga sayap dakwah Muhammadiyah perlu untuk dikembangkan lebih luas lagi.
“Dakwah melalui Agama saja tidak cukup karena agama tidak bisa dipaksakan, yang bisa dipaksakan adalah norma atau hukum dan itu ditempuh dengan jalur politik,” tambahnya.
Untuk tetap mejaga marwah dakwah Muhammadiyah, Khafid mencontohkan Jendral Sudairman. Kader muda Muhammadiyah yang mampu menjadi panglima besar, yang secara otomatis mendorong dirinya dengan urusan politik. Tapi Sudirman tetap bisa konsisiten dengan kebenaran yang diperjuangkannya. (adi)
Advertisement