Jaga Kebinekaan Lewat LENSA
Sebanyak 59 peserta yang tersebar di 10 provinsi di Indonesia mengikuti Lomba Esai Nasional Stikom Surabaya (LENSA) 2018. Lomba yang diselenggarakan oleh Institut Bisnis dan Informatika Stikom Surabaya ini dalam rangka memupuk dan menjaga kebinekaan.
"Tujuan kami menyelenggarakan kegiatan ini untuk mengisi kebinekaan kita dengan nilai-nilai positif. Para serta menuangkan pangangan, opini serta gagasan mereka dalam bentuk karya tulis esai," jelas penanggung jawab LENSA, Wawan W. Efendi pada Selasa, 30 Oktober 2018.
Dari seluruh peserta yang ikut, hanya dipilih 20 finalis untuk memresentasikan karyanya di depan dewan juri serta akan diterbitkan menjadi buku berskala Nasional.
Buku kumpulan esai terbaik dari kegiatan LENSA 2018 ini sengaja diterbitkan menjadi buku untuk menyebarluaskan pemikiran-pemikiran cerdas dari generasi penerus bangsa. Sekaligus sebagai upaya nyata untuk memberikan pemahaman serta menyebarkan tentang kebinekaan yang telah dimiliki Indonesia sejak lama.
"Kami sengaja memilih lomba esai untuk kembali membudayakan menulis di kalangan anak muda khususnya. Agar mereka peka terhadap isu-isu yang ada. Isu kebangsaan yang kita hadapi bersama," kata Wawan.
Pungky Wardhani, finalis yang menyandang disabilitas tuna netra berhasil lolos dalam lomba esai tersebut. Mahasiswi asal Universitas Brawijaya Malang ini, membuat sebuat esai berjudul 'Kesadaran Berkehidupan Inklusif'.
Esai itu berisikan mengenai relawan disabilitas adalah relawan yang akan mendampingi disabilitas dalam memenuhi hak dalam transaksi.
"Selain masalah-masalah infrastuktur, kini malah ada relawan-relawan disabilitas. Mereka masih mau membantu disabilitas dan kepentingan internal, atau masalah disabilitas yang menjadi bagian organisasi," ucap Pungky.
Dengan esai tersebut, Pungky ingin masyarakat sadar dan saling peduli kepada para penderita disabilitas. Karena menurutnya, ketika para penyandang disabilitas pergi keluar rumah dan mengakses layanan, yang ada mereka dituntut untuk mengakses secara mandiri. (amm)