Jadikan Kesibukanmu adalah Wiridmu! Pesan Guru Rohani
Seorang Murid bertanya, "Syeikh, bagaimana kalau aku mempunyai banyak tugas dan tidak sempat untuk menyelesaikan wiridku ?"
Syeikh menjawab: "Jadikan kesibukanmu adalah wiridmu, wiridmu sehari-hari adalah peningkatan kualitas terhadap tugas-tugasmu. Wirid seorang ibu adalah melayani anak dan suaminya. Tidak ada wirid yang lebih baik bagi seorang isteri melebihi pelayanannya kepada suaminya. Aku misalnya, dalam sehari aku bisa melakukan operasi enam kali. Kalau aku meninggalkan pasienku demi menyelesaikan wiridku, apakah itu baik? Tentu tidak.
Niatkan menyelesaikan tugas kewajiban peran kita dengan sebaik-baiknya itu adalah bentuk wirid kita. Tapi jika ada lebih waktu, diselesaikan wiridnya."
Demikian tausiyah Maulana al-Murobbiy Syaikh Prof. Dr. Yusri Rusydi Abdul Jabar al-Hasani, Ulama Al-Azhar, Dokter Spesialis & Mursyid Syadziliyah Mesir.
Istiqamah Amalan
"Perumpamaan antara orang yang dzikir pada Tuhannya dan yang tidak, seperti antara orang yang hidup dan yang mati.”
Demikian sabda Rasulullah sebagaimana diriwayatkan Imam Bukhari. Dzikir tentu bisa dilakukan kapan saja, baik dalam hati maupun lisan, salah satunya adalah dzikir setelah melaksanaan sembahyang fardhu.
Selepas menunaikan salat fardhu lima waktu, seseorang dianjurkan meluangkan waktu sebentar untuk berdzikir. Amalan ini menjadi rutinitas (wirid) as-salafus shalih yang memiliki dasar yang kuat dari Sunnah Nabi.
Imam Nawawi dalam kitab al-Adzkar pada Bâbul Adzkâr ba‘dash Shalâh mengatakan bahwa ulama telah bersepakat (ijma’) tentang kesunnahan dzikir usai shalat yang ditopang oleh banyak hadits shahih dengan jenis bacaan yang amat beragam. Hal ini akan dijelaskan di bagian lain rubrik ini.