Jadi Tuan Rumah Kongres, Surabaya Kukuhkan Diri Kota Paliatif
Kota Surabaya mengukuhkan diri sebagai pelopor kota Paliatif, setelah menjadi tuan rumah kongres paliatif international bertajuk The 13 th Asia Pasific Hospice and Palliative Care Conference (APHC) 2019 yang digelar mulai hari Jumat 2 Agustus 2019 di Grand City, Surabaya.
Acara kali pertama digelar di Indonesia itu, diikuti oleh 24 negara dari Asia Pasific. Kegiata ini dilaksanakan untuk membahas penanganan paliatif kepada pasien stadium akhir.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Jaringan Perawatan Paliatif Asia Pasific, Prof Cynthia. Ia mengaku kagum dengan semua fasilitas paliatif di Surabaya. Ia menjelaskan, sebelumnya pelayanan paliatif ini ditemukan di rumah sakit saja. Namun berbeda dengan Kota Surabaya yang menghadirkan program Hospice home care (HHC).
“Selama ini belum pernah ada Taman Paliatif atau Kota Paliatif, ini sangat mengesankan. Surabaya yang pertama menjadi kota Paliatif. Program semacam ini akan kami coba aplikasikan ke negara-negara lainnya,” ungkap Cynthia.
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini menyampaikan rasa terima kasih karena sudah memilih Surabaya sebagai tuan rumah kongres internasional itu. Menurutnya, sebelum banyak kota memperhatikan masalah paliatif, Surabaya sudah ada program pelayanan paliatif yang terdiri dari dokter, praktisi medis, Lembaga Sosial Masyarakat (LSM), komunitas, sektor swasta, dan jajaran Pemkot Surabaya.
Selain itu ia berharap, dengan adanya kongres ini, pelayanan faliatif di Surabaya bisa semakin baik dan meningkat kualitasnya.
“Sejak 2010, Surabaya sudah menjadi Kota Bebas Kanker. Pada tahun yang sama, Surabaya juga menjadi kota paliatif pertama dengan berbagai program dan inovasinya,” ujar Risma di Balai Kota Surabaya, Sabtu 3 Agustsu 2019.
Risma menjelaskan, tim yang dibentuk oleh Pemkot Surabaya tersebut tidak hanya membantu untuk mengurangi rasa sakit pasien kanker, tetapi juga membantu dalam masalah keuangan yang dihadapi pasien.
“Tim ini secara aktif bekerja untuk membantu warga yang menderita kanker. Kami memiliki 315 kader paliatif di 63 kelurahan,” lanjutnya.
Ia menuturkan, selain membentuk tim Paliatif, Pemkot Surabaya juga menyediakan beberapa fasilitas bagi penderita kanker. Diantaranya adalah penyediaan makanan tambahan gratis untuk 927 pasien kanker serta layanan perawatan di rumah atau Hospice home care (HHC) yang bekerjasama dengan rumah sakit umum di Surabaya.
Bukan hanya mengobati, Risma mengaku telah menelurkan program pencegahan kanker dengan cara meningkatkan kualitas lingkungan di kotanya. Perbaikan yang dilakukan Risma yakni meningkatkan kualitas udara, menanam pohon dan memperbanyak ruang terbuka hijau (RTH).
Risma mengatakan, dari sekian banyak taman yang ia bangun, ada satu taman yang didedikasikan khusus untuk pasien kanker yakni Taman Paliatif. Di taman tersebut penderita kanker yang menjalani perawatan paliatif secara teratur bisa saling bertemu. Di sana mereka akan mendapatan fasilitas pemeriksaan berkala dan olahraga.
“Kami juga memberi orang imunisasi gratis untuk hepatitis, kanker serviks, dan HPV,” tegasnya.
Selain itu, Risma mengaku memiliki program olahraga tiap Minggu pagi untuk seluruh warga Surabaya. Menurutnya, hal itu sangat diperlukan sebagai bagian dari tindakan pencegahan terjadinya kanker.
“Kami mengatur olahraga pagi setiap hari Minggu dipandu oleh instruktur profesional, serta pemeriksaan kesehatan gratis sebulan sekali,” pungkasnya. (alf)