Jadi Pergunjingan, Dirjen Bimas Katolik Beragama Islam
Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama dijabat seorang muslim, H. M. Nur Cholis Setiawan. Kabar ini merebak dan jadi pergunjingan di media sosial. Publik mempertanyakan jabatan Dirjen Bimas Katolik mengapa dijabat orang beragama Islam.
Apakah tak ada orang beragam Katolik yang pantas menduduki jabatan tersebut?
Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa'adi pun mencoba mendinginkan polemik tentang masalah tersebut. Nur Cholis Setiawan ditunjuk karena pejabat sebelumnya Eusabius Binsasi, yang beragama Katolik, memasuki usia pensiun pada Juli 2019.
"Maka diangkat pejabat pelaksana tugas (Plt) Sekjen Prof Dr Nur Cholis Setiawan sampai ada pejabat yang baru secara definitif," kata Zainut dalam keterangan tertulis, Minggu 9 Februari 2020.
"Sebelum Pak Nur Cholis Setiawan, Plt dijabat oleh Dirjen Bimas Islam Prof Muhammadiyah Amin," sambungnya.
Zainut menerangkan, fungsi Plt hanya bersifat administratif. Plt tidak boleh mengambil kebijakan-kebijakan yang bersifat strategis. Jadi, Nur Cholis Setiawan dianggap tidak ada persoalan dalam hal ini.
Zainut menjelaskan, ada benturan dalam aturan di mana ada ketentuan pejabat plt itu harus dari tingkat eselon yang sama.
Meski beragama Islam, Nur Cholis Setiawan bisa menjalankan tugas dengan baik sebagai Plt Dirjen Bimas Katolik Kemenag. Dia hanya menjalankan tugas yang bersifat administratif.
"Tidak masuk urusan yang sifatnya peribadatan atau agama," ujarnya.
Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) pun menanggapi persoalan ini. Sekretaris Komisi Kerasulan Awam KWI Paulus Christian Siswantoko menyebut KWI sangat memahami hal ini.
"Kami sangat memahami hal itu terjadi karena masalah aturan, di mana di Bimas Katolik memang mungkin belum ada yang eselonnya bisa untuk menjadi Plt Dirjen Bimas Katolik.
Sebelum Pak HM Nur Cholis Setiawan ini, Pak Muhammadiyah Amin juga menjadi Plt Dirjen Bimas Katolik," kata Siswantoko.
Romo Siswantoko juga mengatakan, KWI sejauh ini tidak mempermasalahkan hal tersebut. Apalagi, menurutnya, tugas plt lebih ke hal-hal yang menyangkut administrasi, bukan kebijakan-kebijakan yang bersifat strategis.
Dia juga meyakini rekan-rekan di Bimas Katolik akan membantu tugas-tugas plt Dirjen Bimas agar terlaksana dengan baik.
Menurut Romo Siswantoko, ada sisi positif yang bisa diambil dari keadaan tersebut. Dia berharap hubungan antarumat beragama jadi semakin harmonis.
"Sisi positif yang bisa diambil dari keadaan ini adalah dengan Plt Dirjen Bimas Katolik yang beragama Islam, semoga relasi masyarakat Islam dan Katolik bisa semakin baik, lebih-lebih untuk keadaan saat ini. Kerukunan, kedamaian, dan hidup bersama dalam perbedaan bisa lebih ditingkatkan dan diwujudnyatakan," tuturnya.
Meski demikian, Romo Siswantoko pun menghormati umat yang mempertanyakan pejabat Dirjen Bimas Katolik yang beragama Islam.