Jadi Pembicara di Turki, Risma Paparkan Penutupan Dolly
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini diundang Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, untuk menjadi pembicara dalam acara internal partai milik Erdogan berjudul ‘International Forum of Women in Local Governments’.
Dalam acara tersebut, Risma menjadi keynote speaker. Di depan peserta yang terdiri 27 wali kota dari seluruh dunia, Risma membeberkan cerita menutup enam lokalisasi di Surabaya pada tahun 2012-2015.
Risma mengatakan, penutupan lokalisasi merupakan salah satu langkah untuk menyelesaikan permasalahan human trafficking yang ada di Kota Surabaya. Khususnya terkait perempuan dan anak-anak.
"Human trafficking itu adalah salah satu masalah di Kota Surabaya saat saya menjabat," kata Risma dalam forum tersebut.
Menurut Risma, lokalisasi adalah akar dari permasalahan human trafficking. Selain itu, prostitusi sangat berdampak buruk bagi kehidupan orang di sekitarnya, khususnya perempuan dan anak-anak.
"Saya ambil risiko apapun untuk menutup lokalisasi di Surabaya, hanya untuk menyelamatkan kehidupan anak-anak," katanya.
Bahkan menurutnya, salah satu ancaman saat menutup enam lokalisasi di Surabaya adalah ancaman pembunuhan dari sejumlah orang yang hidupnya bergantung pada prostitusi.
"Banyak lah ancaman kepada saya, sampai diancam akan dibunuh. Tapi itu semua saya ambil risikonya untuk masa depan kota," katanya.
Risma menambahkan, tak sekonyong-konyong menutup lokalisasi. Menurutnya, pasca penutupan upaya yang dilakukan diantaranya pemberdayaan warga yang terdampak. Mulai dari pekerja seks, mucikari, hingga tukang parkir di sekitar wisma lokalisasi.
"Upaya saya bukan hanya menutup, namun memberikan mereka pekerjaan baru. Mengalihkan pekerjaan mereka dari yang lama menuju hal baru. Jadi, saya berdayakan mereka itu," kata Risma.
Setelah ditutup dan diberdayakan, kini di lokasi bekas lokalisasi tersebut sudah menjadi pusat kreatif di Surabaya. Warga yang sebelumnya bergulat dengan bisnis prostitusi, saat ini sudah bisa mempunyai usaha lain, seperti berjualan kue kering, minuman, hingga kerajinan tangan.
"Sudah berubah semuanya. Saat ini, wilayah eks lokalisasi itu tumbuh menjadi tempat pengusaha kreatif. Banyak bisnis lokal dapat tumbuh di sana. Usahanya macam-macam, ada batik, makanan, dan banyak lagi," katanya.
Maka dari itu, Risma berharap para pemimpin yang hadir di acara tersebut untuk tidak takut melakukan perubahan dan membangun masa depan secara berkelanjutan.
"Tidak usah takut, kita sebagai perempuan harus berani dengan segala hal. Perempuan saatnya membawa perubahan," katanya.
Advertisement