Jadi Pelanggan Jargas PGN, Bisa Hemat Sampai Rp 300 Ribu
Manfaat energi baik dari jaringan gas (Jargas) yang disalurkan oleh PT Perusahaan Gas Negara (PGN) mulai dirasakan sejumlah pelaku usaha kecil menengah di Kota Mojokerto, terutama terkait efisiensi biaya yang harus mereka keluarkan setiap bulan. Dibanding ketika mereka masih menggunakan LPG, penghematan biaya bisa mencapai Rp 300 ribu.
Hal itulah yang dirasakan pengusaha roti dan katering di Jalan KH Usman Kota Mojokerto, Esti Wahyuni. Dia mengatakan, jika sebelumnya setiap bulan bisa menghabiskan enam tabung LPG 12 kilogram dengan total biaya mencapai Rp 800 ribu, sejak menggunakan Jargas, biaya yang ia keluarkan hanya Rp 500 ribu saja.
“Sangat terasa hematnya. Dengan semburan api yang sama, tentu kami merasa sangat terbantu. Selain cost yang lebih murah, kami tak perlu lagi repot-repot mencari pasokan gas seperti saat masih pakai LPG tabung,” terang Esti.
Esti mengaku, saat masih menggunakan LPG, operasionalnya sempat terganggu jika sewaktu-waktu gasnya habis. Masalah akan bertambah jika stok LPG dari agen atau penjual ternyata kosong. Ia pun harus mencari ke beberapa tempat lain yang jaraknya relatif jauh.
“Karena bawanya berat, jadi susah mobilisasinya. Paling tidak, harus dua orang untuk bawa tabungnya,” tuturnya.
Berbeda dengan setelah menggunakan jargas, Esti tak lagi khawatir kehabisan gas karena terus teraliri. Produksi roti dan masakannya untuk katering tak pernah terganggu. Usahanya pun berjalan lancar, pelanggan pun senang karena pesanan mereka bisa selesai tepat waktu.
“Meski tidak pernah dikomplain oleh pemesan, tapi beberapa kali kami sempat kewalahan. Karena kalau mau kita stok, kita harus beli tabungnya juga. Biayanya jadi lebih besar lagi,” kata Esti.
Esti pun kini lebih senang karena banyak keuntungan yang ia dapatkan dari berlangganan jaringan gas bumi dari PGN tersebut. Ia pun bersyukur kini bisa lebih tenang selama berproduksi karena tak lagi khawatir kehabisan gas.
“Terima kasih Migas dan PGN. Kalau saya dulu tidak berlangganan, mungkin masih kerepotan seperti dulu. Sekarang kita juga tidak lagi mengawasi meteran di regulator secara terus menerus seperti dulu lagi,” terangnya.
Advertisement