Jadi Manusia Silver, Pengamen Angklung Jember Diciduk Satpol PP
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Jember terus gencar melakukan penertiban pengamen. Sabtu, 11 Juni 2022 sore, Satpol PP berhasil mengamankan seorang pengamen berpenampilan manusia silver.
Diketahui, pemuda yang menjadi manusia silver itu merupakan warga sekitar Terminal Tawang Alun Jember, Kecamatan Rambipuji. Ia terciduk Satpol PP saat mengamen di simpang empat SMP Negeri 2 Jember..
“Kita terima laporan dari warga ada manusia silver yang mengganggu ketertiban lalu lintas di simpang empat SMP Negeri 2” kata Kasi Operasi dan Pengendali Satpol PP Jember Bagus Hendrawan, Sabtu, 11 Juni 2022 malam.
Melihat kedatangan anggota Satpol PP, manusia silver itu sempat melarikan diri ke arah Barat menuju Kompleks PU Bina Marga Provinsi Jatim. Saat diciduk, ia beralasan mau mandi, bukan melarikan diri.
Setelah tidak bisa berkutik lagi, manusia silver itu hanya bisa pasrah. Di hadapan beberapa Satpol PP, ia mengaku lebih memilih menjadi pengamen karena hasilnya cukup menjanjikan.
Manusia silver itu mengaku masih coba-coba mengamen dengan penampilan manusia silver. Sebelumnya, ia merupakan anggota dari pengamen angklung yang biasa mangkal di persimpangan jalan.
Ia beralih dari pengamen angklung menjadi manusia silver atas kehendaknya sendiri, tidak ada orang yang menyuruh. Ia membeli dan mengecat tubuhnya sendiri.
“Manusia silver itu merupakan mantan pengamen angklung. Dia baru coba-coba menjadi manusia silver, namun akhirnya terciduk,” tambah Bagus.
Saat diinterogasi dan dicatat identitasnya, pemuda itu baru pertama kali terciduk sejak menjadi manusia silver.
Ia berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya. Karena itu, yang bersangkutan tidak dibawa ke kantor Satpol PP.
Ia diberi nasihat agar tidak mengulangi perbuatannya. Pemuda itu kemudian disuruh mandi membersihkan cat silver di tubuhnya, kemudian diminta pulang ke rumahnya, di Tawang Alun, Jember.
“Kita beri pembinaan di tempat. Kemudian yang bersangkutan kita suruh mandi membersihkan cat silver di tubuhnya. Kemudian kita izinkan pulang setelah berjanji tidak akan mengulangi menjadi pengamen manusia silver,” lanjut Bagus.
Lebih jauh Bagus mengimbau masyarakat agar membantu menertibkan para pengamen, gelandangan, dan pengemis dengan cara tidak memberi mereka uang.
“Rata-rata yang terciduk saat menjadi pengamen masih usia produktif dan mampu bekerja. Kita mengimbau masyarakat membantu menertibkan mereka dengan cara tidak memberi mereka uang,” pungkas Bagus.