Jadi Korban Kapal Karam, Wartawan Kepresidenan tetap Sumringah
Rombongan wartawan yang selamat dari tenggelamnya kapal Plataran Pinisi Bali di sekitar perairan Pulau Bidadari, Labuan Bajo telah tiba di Jakarta dengan selamat. Wajah mereka tetap sumringah, penuh canda meskipun sempat bertarung antara hidup dan mati ketika kapal yang mereka tumpangi terbalik dan tenggelam.
"Melihat posisi kapal seperti itu, menurut akal manusia, mustahi kami hidup. Tapi Allah menyelamatkan. Sehingga kami malam ini tiba di Jakarta dengan selamat," kata wartawan Kepresidenan, Agus yang ikut menumpang kapal yang nahas tersebut.
Yang penting kata Agus, wartawan yang berada di Kapal Plataran Pinisi Bali, yang dihajar angin kencang dan ombak besar semuanya selamat. Soal barang barang dan peralatan kerja yang hilang, urusan lain katanya.
"Yang penting jiwa kami selamat, soal barang yang telempar ke laut bisa dibeli," ujar wartawan yang sempat membuat video saat akan naik kapal.
Korban lain seorang wartawati Kompas Nina Susilo menyebutkan bahwa wartawan yang lolos dari maut, pulang dengan pakaian seadanya dari hotel termasuk sandal. "Yang dipakai teman-teman sandal inventaris hotel. Sepatu, tas dompet, laptop, kamera semuanya hilang," katanya.
“Pokoknya nggak ada kesedihan di antara kami, karena sudan terbiasa bertualang meliput berbagai peristiwa. Sekarang giliran kami yang jadi berita," kata Nina sambil tertawa.
Saat tiba di bandara pun tidak ada penyambutan, lazimnya korban yang lolos dari musibah. “Terharu saja ketika ketemu teman-teman, setelah itu tertawa pecah lagi,” kata Nina
Diberitakan sebelumnya, Selasa 21 Januari 2020, sejumlah wartawan Istana yang meliput kegiatan Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo di Labuan Bajo, mengalami musibah. Kapal yang ditumpangi wartawan bernama Plataran Pinisi Bali terbalik saat berada di tengah laut. Semua wartawan dan Anak Buah Kapal (ABK) yang menjadi penumpang kapal tersebut selamat.
Peristiwa tersebut terjadi di luar agenda Kepresidenan, karena setelah acara terakhir di Labuan Bajo, yaitu penyerahan sertifikat hak atas tanah untuk rakyat pada Selasa pagi, 21 Januari 2020, Presiden Joko Widodo dan Ibu Negara Iriana Joko Widodo langsung ke Bandara Komodo untuk kembali ke Jakarta.
Sementara para wartawan tersebut memilih untuk ke dermaga untuk menaiki kapal menuju Pulau Bidadari. Dalam perjalanan kembali dari Pulau Bidadari, saat berada di tengah laut terjadi perubahan cuaca mendadak. Ombak tinggi dan angin kencang menerjang sehingga kapal terbalik.
Deputi Bidang Protokol, Pers dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin juga memberikan keterangan. Kata bey, saat kapal terbalik, petugas pantai di Hotel Plataran melihat kejadian tersebut. Mereka kemudian bergerak menuju lokasi dengan speedboat untuk menolong. Setelah itu para wartawan dibawa ke Hotel Plataran dan langsung diperiksa oleh tim dokter dari RS Siloam, Labuan Bajo.
Bey juga menambahkan, kapal yang digunakan wartawan tersebut bukan yang digunakan oleh Presiden selama berada di Labuan Bajo. Kapal tersebut sempat digunakan oleh Menteri BUMN Erick Thohir dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya kemarin Senin, 20 Januari di Labuan Bajo.
Wartawan Istana yang mengalami musibah itu adalah Edho Ferdihanzah (TVRI), Krismastianto Baruno Suryokusumo (Berita Satu TV), Agus Rahmat (Vivanews.com), Lizsa Egeham (Liputan6.com), Desca Lidya Natalia (LKBN Antara), Nina Susilo (Kompas) dan Anindyka Pribadi (SCTV).