Jadi Agen Perdamaian, Yenny Wahid Segara ke Afghanistan
Direktur The Wahid Foundation Zannuba Arifah Chafsoh-Rahman alias Yenny Wahid terus berusaha membuktikan peran perempuan dalam ikhtiar perdamaian dunia. Putri Presiden ke-4 RI KH Abdurrahman Wahid ini dijadwalkan akan berangkat ke Afghanistan. Bersama rombongan ia akan meresmikan sebuah program yang diselenggarakan Departemen Luar Negeri RI, pekan depan.
"Sebagai orang yang sering melakukan upaya-upaya perdamaian di antara pihak-pihak yang bertikai baik di Wahid Institute maupun tempat lain, Mbak Yenny Wahid akan diajak dalam tujuan perdamaian dan penyelesaian konflik," tutur Imron Rosyadi Hamid, humas keluarga Gus Dur, pada Ngopibareng.id, Sabtu 22 Februari 2020.
Tentang peran perempuan, Yenny Wahid berpandanganya, apa saja tantangan bagi para Kartini di era sekarang. Para perempuan mesti bersatu untuk memperjuangkan kesetaraan gender dan menjaga perdamaian.
Terkait perdamaian, Yenny Wahid mengatakan, salah satu masalah yang dihadapi saat ini adalah intoleransi. Sebab itu, penting menanamkan nilai-nilai pluralisme sehingga bisa tercipta kehidupan yang harmonis di masyarakat.
"Perempuan Indonesia, Kartini zaman sekarang bisa menjadi agen perdamaian," kata Yenny Wahid.
Caranya, menurut Yenny Wahid, dengan ikut berpartisipasi menebarkan pesan dan nilai toleransi di lingkungan masing-masing. Cara paling sederhana adalah mulai dengan cara mendidik anak untuk lebih terbuka terhadap perbedaan yang ada di masyarakat.
Misalnya ketika anak bertanya, kenapa temannya ada yang beribadah ke masjid, ke gereja, ke pura, atau ke vihara, mereka mesti mendapatkan pemahaman yang benar tentang perbedaan keyakinan itu.
Yenny Wahid mengatakan, ketika anak bertanya tentang keberagaman beragama dan ibunya seorang muslimah misalnya, maka dia bisa menjelaskan Tuhan memang menciptakan manusia dari beragam suku bangsa, agama, dan latar belakang yang berbeda-beda supaya saling mengenal satu sama lain.
"Itu misi kemanusiaan yang sudah ditulis dengan jelas dalam Al-Quran," kata Yenny Wahid.
Dengan begitu, dia melanjutkan, menghargai perbedaan di antara manusia apapun latar belakangnya -agama, kepercayaan, suku, ras, dan lain sebagainya, adalah upaya untuk mengamalkan apa yang diperintahkan oleh Tuhan.
Selain bisa menjadi agen perdamaian, menurut Yenny Wahid, ini mengatakan tantangan ketimpangan gender juga masih menjadi persoalan.
Contoh, perempuan masih diberi upah 30 persen lebih murah ketimbang laki-laki untuk jenis pekerjaan yang sama, angka kematian ibu melahirkan yang terbilang tinggi, dan masih terjadi kekerasan berbasis gender.
"Ini menjadi tantangan kita semua," tutur Yenny Wahid.
Advertisement