ITTelkom Buat Inovasi Crane Pemulasaraan Jenazah Covid-19
ITTelkom Surabaya membuat inovasi 'Crane Pemulasaraan Jenazah'. Alat ini berfungsi membantu tenaga medis dalam mengantarkan dan menguburkan jenazah covid-19 sampai ke liang lahat.
"Biasanyakan tidak banyak orang yang mengantarkan apalagi memakai APD, jadi pasti kesusahan. Alat ini untuk membantu itu,"ungkap Rektor ITTelkom Surabaya, Tri Arief Sardjono, Sabtu, 9 Mei 2020.
Crane pengantar jenazah buatan ITTelkom Surabaya terdiri dari tiga alat dan memiliki fungsi yang berbeda-beda. Alat pertama adalah keranda otomatis yang digunakan untuk membawa peti jenazah dari ruang jenazah ke ambulans dan dari ambulans ke liang lahat.
Keranda ini digerakkan oleh konsol yang dipegang oleh operator.
Alat kedua adalah crane. Crane dipasang di atas liang lahat dan berfungsi untuk menurunkan peti mati dari keranda ke liang lahat. "Agar posisi keranda tepat diatas liang lahat, perlu alat bantu berupa rel khusus roda keranda yang dipasang di sisi-sisi liang lahat," jelas Tri Arief.
Meski crane pengantar jenazah ini dapat berjalan secara otomatis, tetap perlu operator untuk mengendalikan jalannya robot ini. Operator mengendalikan arah gerak keranda dengan menggerakkan joystick yang berada di konsol.
Untuk membawa peti jenazah ke atas liang lahat, operator mengarahkan keranda mendekati liang lahat. Kemudian, operator harus memasang rel roda keranda membujur di atas liang lahat, dan crane melintang di atas liang lahat. Setelah itu, Operator menaikkan keranda peti jenazah di atas liang lahat dengan menggunakan rel.
Setelah posisi peti mati tepat berada di tengah liang lahat, maka keempat ujung peti diikatkan pada crane dan diangkat dari keranda. Setelah peti diangkat oleh crane, keranda dan rel dipindahkan. Peti jenazah dapat diturunkan pada liang lahat.
Menurut Tri Arief biasa ia disapa, rencanannya alat ini akan diproduksi tiga unit. Yang diperuntukan untuk ambulans di sekitar kampus, untuk diujikan kepada Pemerintah Kota Surabaya, dan satu lagi untuk demo.
"Hari ini yang ditampilkan masih berupa prototipe dan masih ada evaluasi di beberapa sisi. Jadi evaluasi yang didapatkan hari ini akan diperbaiki ke depannya," tandasnya.
Adapun evaluasi yang didapatkan hari ini dari alat pemulasaran jenazah ini, kata Tri Arief ialah crane catrolnya masih kesulitan dengan berat beban hingga 600 kilogram, urutan mekanisme mengunaan alat ini belum tertata dengan baik. "Kedepannya akan kami buat mekanisme agar tidak semrawut," tutupnya.