ITS Kembali Gelar EJx Virtual di Tengah Pandemi Covid-19
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggelar East Java Exploration (EJx), sejak 18 September lalu hingga 9 Oktober mendatang. Sedikit berbeda dari gelaran tahun lalu, ITS harus melakukan inovasi di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
Untuk mengulas kembali, EJx merupakan bentuk kegiatan kerjasama dan sister state antara Jawa Timur dengan pemerintahan/institusi mitra luar negeri. Keterlibatan kampus menjadi modal strategis bagi Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) dan mitra luar negeri dalam mendekatkan hubungan antar masyarakatnya serta juga memberikan masukan konstruktif bagi pengambilan kebijakan di masa mendatang.
Direktur Kemitraan Global ITS Dr Maria Anityasari ST ME mengatakan, pada awalnya program ini hanya dibuat dalam dua batch dalam satu tahun, yakni bulan Agustus dan September. Akan tetapi, karena adanya permintaan yang sangat tinggi termasuk dari universitas mitra di Australia Barat, diadakanlah batch September.
"Pada periode September ini kegiatan tidak dilaksanakan setiap hari seperti pada periode sebelumnya. Melainkan, program EJx hanya hadir setiap malam di hari Jumat dan Sabtu," terang dosen Departemen Teknik Sistem dan Industri tersebut.
Maria Anityasari menyebut, EJx sempat dilaksanakan satu minggu penuh, pada 28 September lalu, karena semester break di kampus mitra. Selama program, seluruh peserta akan berkolaborasi bersama dan meningkatkan wawasan serta pengalaman mereka melalui pembelajaran topik-topik khusus yang menjadi keunggulan setiap universitas di Jawa Timur. Juga mengunjungi secara virtual beberapa keunikan wisata di provinsi terbesar kedua dalam hal populasi dan modernisasi di Indonesia.
Adapun dalam periode bulan September, kegiatan ini diikuti oleh 36 mahasiswa internasional yang berasal dari lima negara. Antara lain Cavite State University Main-Campus dan Far Eastern University di Filipina, Rajamangala University of Technology Krungthep, International College University of Technology Krungthep, dan Mae Fah Luang University di Thailand, Murdoch University, University of Notre Dame, dan University of Western Australia di Australia Saga University, Osaka University, Toyohashi University of Technology di Jepang, serta Singapore University of Social Sciences di Singapura.
Sementara itu, bahasan topik diampu oleh 10 kampus di Jawa Timur antara lain, Women Empowerment within Muslim Community in Indonesia oleh UINMMI, Smart City oleh ITS, Maintaining Mental Health During Covid-19 Pandemic oleh Universitas Airlangga (Unair), Start-up Ecosystem in Kota Malang oleh UNiversitas Brawijaya (UB).
"Salah satu hal lagi yang membedakan setiap batch-nya adalah mengenai konteks materi. Misalnya, bulan Agustus lalu terdapat perayaan Tahun Baru Islam, maka materi itu akan muncul di bulan Agustus. Di bulan Oktober terdapat perayaan Maulid Nabi, maka perguruan tinggi Islam membawakan materi tersebut. Kemudian, di bulan Oktober akan ada materi tentang pesantren education,” terangnya Maria Anityasari.
Dia mengakui memang materi yang dibawakan tidak mengerucut ke satu topik karena ada 10 kampus yang terlibat. Yang mana setiap kampus ada yang bersifat institut, comprehensive university, keagamaan, maupun pendidikan.
“Yang kami tekankan adalah mengangkat kekuatan masing-masing kampus, serta peserta dapat memahami kekayaan intelektual dan budaya yang ada di Jawa Timur,” ujar Maria Anityasari.
Dalam hal teknis pelaksanaan kegiatan, seluruh peserta dibagi ke dalam 10 grup berdasarkan topik yang diminati. Setiap grup ini berkorelasi dengan topik yang dipilih. Dari sini, mahasiswa Indonesia dan internasional berinteraksi dan bekerja sama mengerjakan tugas yang diberikan.
“Diharapkan, program ini berlanjut secara hybrid pada tahun 2021,” pungkas Maria Anityasari.