ITS Ciptakan Mesin Pencacah Bonggol Jagung untuk Pakan Ternak
Tim pengabdian masyarakat (Abmas) dan kuliah kerja nyata (KKN) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menciptakan mesin pencacah bonggol jagung untuk kurangi limbah. Hasil cacahan limbah bonggol jagung akan dimanfaatkan menjadi pakan ternak dan bahan baku briket.
Dalam pembuatan mesin mencacah ini ketua tim, Wiwiek Hendrowati, dibantu dua alumni ITS dan mahasiswa KKN ITS.
"Mesin pencacah ini memiliki tiga tingkatan kekasaran, yakni kasar, sedang, dan halus. Tingkat kekasaran ini bergantung pada produk apa yang akan dihasilkan," ungkap Wiwiek.
Wiwiek mencontohkan, untuk bahan pakan ternak dibutuhkan hasil yang kekasarannya sedang hingga halus agar bisa dikonsumsi oleh hewan ternak.
Selain itu, mesin pencacah ini juga memiliki kegunaan tambahan yaitu bisa dimanfaatkan untuk menghaluskan ranting dan rumput. “Sehingga mesin pencacah ini bisa juga dimanfaatkan untuk mencacah keduanya dengan tingkat kekasaran tertentu,” jelas Kepala Laboratorium Rekayasa Vibrasi dan Sistem Otomotif ini.
Mesin pencacah bonggol jagung ini sudah rampung dan sudah diujicobakan di Desa Bolo, Kecamatan Ujung Pangkah, Kabupaten Gresik. Berdasarkan uji cobanya, mesin ini mampu menghaluskan delapan karung bonggol jagung per jamnya atau setara dengan 120 kilogram.
"Mesin ini juga sudah diserahkan kepada pihak Desa Bolo melalui Kepala Desa pada 3 September 2020 lalu dan disambut dengan baik oleh semua pihak terkait di desa tersebut," jelasnya.
Wiwiek berharap bahwa kegiatan ini bisa dilanjutkan pada Abmas dan KKN tahun depan untuk melanjutkan potensi pengembangan pembuatan briket.
“Karena periode ini kami sudah menyelesaikan mesin pencacahnya, kami harap untuk skema pembuatan dan pemasaran briket bisa dikembangkan di periode berikutnya agar dapat menumbuhkan ekonomi warga Desa Bolo,” pungkasnya.