ITS Siap Bantu Kembangkan Jaringan Informasi Geospasial Nasional
Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng menyampaikan, siap membantu mengembangkan Jaringan Informasi Geospasial Nasional (JIGN) melalui peran segenap sivitas akademikanya. Hal itu disampaikan dalam Rapat Koordinasi (Rakor) dan Bimbingan Teknis (Bimtek) Penguatan JIGN di Hotel Santika Premier, Surabaya, Rabu, 7 Agustus 2019.
"ITS memiliki beberapa peran dalam pengembangan JIGN. Salah satunya ITS memiliki tenaga ahli dari kalangan dosen di Departemen Teknik Geomatika dan Teknik Geofisika yang juga bergerak di Pusat Pengembangan Infratrukstur Data Spasial ITS. Pusat pengembangan ini merupakan bagian dari Badan Informasi Geospasial (BIG),” ujar guru besar Teknik Elektro ITS ini.
Ashari memaparkan, saat ini Pemprov Jawa Timur memerlukan data simpul jaringan geospasial dalam jumlah banyak. Saat ini sebagian besar data tersebut sudah dikumpulkan oleh BIG. Namun menurut Ashari, data dari BIG yang melibatkan peran 20 perguruan tinggi di seluruh Indonesia masih perlu diselaraskan agar dapat dianalisa dan digunakan demi kepentingan bersama.
Dalam waktu dekat ini, Ashari mengaku masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan. Pusat data geospasial ini perlu melakukan koordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI sebagai penanggungjawab infrastruktur data, dan BIG sebagai pemilik data.
"Pada akhirnya data tersebut akan dimanfaatkan oleh banyak pihak. Seperti kawan-kawan yang ada di sini (dosen ITS) yang mengelola (data tersebut), jadi PR kami masih sangat banyak,” ujar Ashari.
Dalam acara ini, BIG dan ITS juga berkesempatan untuk memerkuat hubungan kerja sama keduanya. Kali ini, ITS kembali mendapatkan hibah dari BIG berupa peralatan uji kompetensi geospasial.
Ashari menjelaskan, total sejak tahun 2011 BIG telah memberikan hibah senilai kurang lebih Rp1 miliar kepada ITS. Di antaranya ialah beberapa alat server, eco-sounder dan alat pencatat dan penunjang uji data lainnya, termasuk yang dapat dioperasikan di bawah laut.
Sementara, menurut salah satu dosen yang juga ahli geospasial dari Teknik Geomatika ITS Eko Yuli Handoko ST MT PhD mengatakan, saat ini masih ada beberapa kendala terkait jumlah sumber daya manusia (SDM)-nya.
"tenaga ahli yang memahami perpetaan jumlahnya masih terbatas dan SDM masih belum didukung penuh. Tentunya dalam hal mahasiswa harus dilibatkan dan turut andil nantinya," kata Eko. (pts)
Advertisement