IT Vaganza 2018, Kenalkan Sejarah Lewat Teknologi
Dalam rangka memperingati hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2018, Sekolah Tinggi Teknik Surabaya (STTS) mengadakan lomba IT Vaganza 2018. Dengan mengangkat tema 'Legend Of The Greatest Elder', kegiatan ini mengajak para peserta untuk mengenalkan ilmu Teknologi IT dan Bisnis dengan bermain game kepada masyarakat khususnya siswa SMA sekaligus mengingat kembali sejarah bangsa Indonesia.
Tak hanya itu saja, para peserta juga diajarkan mengenai Computational Thinking. Yakni cara berpikir yang memungkinkan untuk menguraikan suatu masalah menjadi beberapa bagian yang lebih kecil dan lebih sederhana.
"Jadi para peserta nantinya akan menemukan pola dalam masalah tersebut, setelah itu mereka menyusun langkah-langkah solusi untuk mengatasi masalah," ucap ketua pelaksana IT Vaganza 2018, Eka Rahayu pada Sabtu, 20 Oktober 2018.
Di dalam Computational Thinking ini ada empat tahapan yang harus dilalui oleh peserta. Yakni tahap pemecahan masalah (Decomposition ), tahap mencari atau menemukan pola dalam masalah tersebut (Pattern recognition ), tahap penentuan informasi (Abstraction). "Dan yabg terakhir adalah tahap Algorithms , yakni membangun langkah-langkah solusi terhadap masalah," jelas Eka.
Untuk cara bermainnya, satu kelompok yang teridiri dari tiga orang siswa wajib menyelesaikan tantangan yang diberikan untuk mendapatkan poin tertinggi. Dalam permainan ini adalah perebutan wilayah Indonesia dari penjajahan VOC dengan cara memasukkan perintah-perintah berupa kata.
"Di sinilah keseruan para siswa untuk memasukkan perintah-perintah untuk merebut wilayah Indonesia dari Penjajah VOC. Tim panitia membentuk materi ini untuk mengenalkan ilmu dasar dari programming, agar siswa mengenal sejak dini tentang ilmu Informatika dan Bisnis serta sejarah bangsa ini," kata Eka.
Kelompok yang mendapatkan poin tertinggi yang berhak menjadi The Greates Elder dan mendapatkan hadiah utama yang telah disiapkan oleh panitia, yaitu logam mulia untuk juara pertama, smart watch untuk juara kedua, dan Headset untuk kelompok juara ketiga.
Dengan adanya kegiatan ini, Eka berharap para generasi muda tidak lupa akan sejarah bangsanya. "Semoga para peserta (generasi muda) dapat melihat kebelakang mengenai sejarah bangsa ini. Karena kalau mereka tidak mengenal sejarah mereka akan mudah terpecah belah," pungkasnya. (amm)
Advertisement