Merdeka Belajar Tak Masuk 6 Program Prioritas Mendikdasmen, Isyarat Tak Diteruskan
Ada tanda-tanda Merdeka Belajar yang dikenal sebagai program kerja di era Kemendikbudristek Nadiem Anwar Makarim tidak diteruskan di era Mendikdasmen Abdul Mu’ti.
Kepada Komisi X DPR, Abdul Mu'ti menyampaikan enam program prioritas Kemendikdasmen. Merdeka Belajar tidak ada dalam program prioritas tersebut. Sehingga memunculkan asumsi Abdul Mu'ti tidak akan meneruskan program Pendidikan Merdeka Belajar yang dicetuskan Nadiem.
Guru Besar UIN Jakarta itu menjelaskan, mencerdaskan dan memajukan bangsa menjadi semangat dan slogan besar Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen).
"Ini kami ambil dari tujuan negara yang termaktub dalam UUD 1945 dan sering dikutip Bapak Presiden Prabowo," katanya, melalui siaran pers, dikutip pada Jumat 8 November 2024.
Abdul Mu'ti menjelaskan, visi besar Kemendikdasmen adalah Pendidikan bermutu untuk semua. Tajuk ini diambil, katanya, sesuai dengan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas). Adapun enam program prioritas Kemendikdasmen yang disampaikan Abdul Mu'ti pada Komisi X DPR adalah sebagai berikut:
1. Penguatan Pendidikan Karakter
Makan siang bergizi merupakan salah satu program Pendidikan karakter. Ini digabung dengan program pelatihan bimbingan konseling dan pendidikan nilai untuk guru kelas peningkatan kompetensi guru bimbingan konseling (BK) dan guru agama, pengangkatan guru BK, dan penanaman karakter tujuh kebiasaan anak Indonesia.
2. Wajib Belajar 13 Tahun dan Pemerataan Kesempatan Pendidikan
Kemendikdasmen akan memaksimalkan afirmasi Pendidikan yang dikelola publik, seperti rumah belajar, pendidikan jarak jauh, dan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), juga memfasilitasi relawan mengajar.
3. Peningkatan Kualifikasi, Kompetensi, dan Kesejahteraan Guru
Kemendikdasmen juga akan mengurai permasalahan guru dengan menyediakan pendidikan guru minimal Diploma IV/Strata Satu (D-IV/S-1); pelatihan kompetensi guru; serta peningkatan kesejahteraan melalui sertifikasi.
4. Penguatan Pendidikan Unggul, Literasi, Numerasi, dan Sains Teknologi
Mendikdasmen memang dititipi Presiden Prabowo Subianto untuk mengenalkan matematika sejak dini. Target tersebut juga akan dirangkum di program prioritas keempat yang meliputi pendidikan matematika, sains, teknologi sejak usia dini; pendirian sekolah unggul dan pengembangan sekolah unggul; dan penguatan pendidikan vokasi, kejuruan, dan pelatihan.
5. Perbaikan Sarana dan Prasarana
Program renovasi sekolah yang sudah tidak memadai akan dimaksimalkan juga oleh Kemendikdasmen.
6. Pembangunan Bahasa dan Sastra
Program prioritas terakhir yang bakal diusung Abdul Mu’ti adalah pemartabatan bahasa negara; pelindungan bahasa daerah; penginternasionalan bahasa Indonesia; dan peningkatan literasi. Dalam mengimplementasikan program dan kebijakannya,
Kemendikdasmen akan mendorong partisipasi seluruh ekosistem pendidikan. "Sesuai UU Sisdiknas, pendidikan diselenggarakan dengan memberdayakan semua komponen masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan pengendalian mutu layanan pendidikan, dengan prinsip kebaruan, kemitraan, dan keadilan," tutur Abdul Mu'ti.
Saat dikonfirmasi terkait tidak masuknya Merdeka Belajar dalam 6 Program Prioritas Mendikdasmen sebagai isyarat kurikulum andalan Nadiem Makarim saat menjabat sebagai Mendikbudristek tidak dipakai lagi, Abdul Mu'ti mengatakan masih dalam pengkajian sambil mendengarkan keinginan masyarakat.
"Yang saya lihat dan yang saya dengar dari masyarakat, guru, Merdeka Belajar penuh dengan kontroversi. Maka saya bijak memahami dan dalam mengambil keputusan," ujar Abdul Mu'ti.
Ia kemudian menganalogikan dengan menangkap ikan, ikannya kena tetapi airnya tidak sampai keruh.
Selain 6 program prioritas tersebut Mendikdasmen juga menekankan tentang kompetensi dan kesejahteraan guru yang harus ditingkatkan.
Sebelumnya, dalam pengantar rapat kerja, Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, mengungkapkan bahwa pada periode sebelumnya sudah cukup banyak capaian positif, tetapi masih banyak tantangan serius yang perlu dijawab melalui rencana strategis dari tiga kementerian baru dari pemisahan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).
"Kami di Komisi X siap berkolaborasi dalam fungsi anggaran, fungsi legislasi, dan fungsi pengawasan, untuk melakukan pengawalan terhadap berbagai program-program kerja dari bapak dan ibu sekalian di kementerian," ujar Hetifah.
Advertisement