Isu Vaksin Moderna Diincar Pejabat dan Orang Kaya
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjawab isu terkait vaksin Moderna yang diincar pejabat dan orang kaya. Vaksin buatan Amerika Serikat ini menggunakan platform mRNA, serupa dengan vaksin buatan Pfizer.
Berkat kemudahan penyimpanannya, vaksin Moderna buatan perusahaan bioteknologi Moderna asal Cambridge, Massachusetts itu disebut-sebut lebih unggul daripada jenis vaksin lain, terutama dibanding Pfizer.
Berdasarkan uji klinisnya, Moderna disebut memiliki tingkat efikasi hingga 94,1 persen, dalam waktu minimal 14 hari setelah penyuntikan dosis kedua. Angka ini sudah dilaporkan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA).
Menkes memastikan vaksin Moderna diprioritaskan untuk tenaga kesehatan (nakes). "Itu sebabnya kenapa kita kasih ke nakes duluan, karena kita tahu vaksinnya efikasinya bagus, dan kita juga tahu nakes adalah prioritas, karena mereka tiap hari ketemu virus level tinggi, dan kemarin juga banyak yang kena walaupun saya bersyukur tidak sampai parah atau sampai masuk rumah sakit sebagian besar," ujar Budi Gunadi Sadikin.
Budi Gunadi Sadikin mengatakan saat ini sebagian vaksin Moderna sudah mulai disuntikkan ke nakes. Salah satunya di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Budi berharap semua pihak mengerti bahwa vaksin Moderna diprioritaskan untuk nakes dan warga yang belum divaksinasi.
"Dan saya berharap, saya tahu semua orang ingin juga mendapat suntikan ketiga. Masih banyak rekan-rekan kita yang belum dapat (vaksin Covid-19), kita suntik 56 juta, tapi baru 40 juta orang, masih ada lagi 140 juta yang belum dapat, yuk kita memberikan empati yang baik dan memberikan kesempatan mereka duluan," tegas Budi Gunadi Sadikin.
Lebih lanjut, Budi mengaku tidak bisa memprediksi kapan pandemi corona ini berakhir. Meski begitu, dia meminta warga disiplin dan tetap patuh pada protokol kesehatan.
"Jadi kalau dibilang saya nggak berani memberikan prediksi, tapi satu yang saya berani, itu semua tergantung kita, kalau kita bisa lebih disiplin pakai masker, jaga jarak, mobilitas terbatas pasti lebih cepat, kalau kita tidak disiplin pasti lebih lama," ucap dia.
Vaksin Moderna untuk Nakes
Pemerintah menggunakan vaksin jenis Moderna dalam program vaksin booster, atau vaksinasi tahap tiga yang ditujukan untuk seluruh nakes. Program yang sudah dijalankan sejak 16 Juli 2021 ini akan menyasar 1,47 juta nakes, baik perawat maupun dokter.
Menurut laman resmi Sehat Negeriku Kementerian Kesehatan, vaksin booster pertama dilakukan terhadap tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) pada 16 Juli 2021. Pelaksanaannya ditinjau langsung oleh Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, dan Wakil Menteri Kesehatan dr Dante Saksono Harbuwo.
Kepala BPOM Penny Lukito dalam rilis persnya awal Juli lalu mengatakan, vaksin yang memiliki nama resmi mRNA-1273 ini merupakan vaksin Covid-19 pertama yang mendapatkan emergency authorization use dari BPOM, dengan menggunakan platform mRNA. Jika vaksin Covid-19 lain menggunakan komponen virus atau kuman yang dilemahkan atau dimatikan, vaksin mRNA mengandung materi genetik yang direkayasa, sehingga menyuplai kuman atau virus tertentu.
Penny menjelaskan, vaksin dengan teknologi mRNA maupun non-mRNA sama-sama mampu membentuk kekebalan tubuh terhadap virus atau kuman tertentu. Vaksin ini masuk ke Indonesia melalui skema Covid-19 Vaccine Global Access atau COVAX, dan bekerja sama dengan Amerika Serikat.
Jika vaksin Pfizer membutuhkan cold chain dengan freezer khusus ultra dingin, vaksin Moderna disebut bisa disimpan di freezer rumah dengan suhu minus 20 derajat celcius. Bahkan, vaksin Moderna bisa disimpan di freezer lemari es biasa selama 30 hari sebelum kedaluwarsa.
Vaksin Moderna dapat digunakan untuk masyarakat berusia 18 tahun ke atas, dan hanya menimbulkan efek samping berupa nyeri pada area suntikan, nyeri otot dan sendi, kelelahan, dan sakit kepala.
Advertisement