Isu untuk Pakan Babi, DPRD Bojonegoro Usul Kedelai Lokal Diprotek
Anggota Komisi B DPRD Bojonegoro Lasuri mengusulkan agar Pemerintah Kabupaten Bojonegoro memberikan bantuan bibit kedelai sekaligus pupuknya. Ini sekaligus membantu petani dan memproteksi agar kedelai tidak dijual ke luar daerah.
”Petani kedelai disubsidi bibit dan pupuklah. Tentu agar mereka tidak jual ke luar daerah,” ujarnya pada ngopibareng.id Senin 21-Februari-2022.
Penegasan Lasuri ini menanggapi mahalnya harga kedelai di pasaran hingga mencapai Rp 11.000 per kilogramnya. Dia menyebut, salah satu melambungnya harga kedelai ini, bisa jadi bagian politik ekonomi dunia, di mana kedelai langka karena diekspor ke China untuk makanan babi yang jumlahnya lima miliar.
Dengan kondisi seperti itu, dia meminta Pemerintah Kabupaten Bojonegoro untuk memberi subsidi berupa bibit kedelai sekaligus pupuknya. Cara seperti itu, untuk memproteksi bibit lokal tidak dijual ke luar, termasuk ke importir. ”Cara ini penting untuk mengantisipasi kedelai terus melonjak,” katanya.
Lasuri menyebutkan, sekarang ini kedelai lokal di daerah langka karena banyak dijual ke luar daerah. Hal itu karena tidak ada larangan atau hukum ekonomi yang mengatur tentang jual beli.
Tetapi, jika ada kebijakan dengan subsidi kedelai dari pemerintah setempat, maka pada saatnya panen, para petani itu ada semacam ikan. Yaitu dengan pemerintah daerah dan petani. ”Soal ini, kita akan jadwalkan untuk hearing dengan pelaku usaha,” imbuhnya.
Menurut Lasuri dirinya prihatin, kedelai mahal berdampak pada pelaku usaha, terutama dengan perajin tahu dan tempe di Bojonegoro yang jumlahnya lebih dari 300 home industri. Sedangkan langkah Dinas Pertanian Bojonegoro akan menambah luas lahan kedelai untuk memacu jumlah produksi, adalah langkah positif. “Kita berharap langkah ini, akan jadi sesuatu yang positif,” katanya.
Pihak pemerintah kabupaten Bojonegoro berupaya meningkatkan produksi kedelai lokal tahun 2022 ini. Menyusul mahalnya harga kedelai yang membuat para pelaku UKM terutama perajin tahu dan tempe terpukul.
Data di Dinas Pertanian Kabupaten Bojonegoro menyebutkan, luas tanaman kedelai lokal tahun 2021 yaitu 9.434 hektare dengan luas panen 9.419 hektare. Sedangkan produksi kedelai tahun yang sama yaitu 21.390 ton biji kering.
“Produksi dan luas tanaman tahun 2021 seperti itu,” ujar Juru Bicara Pemerintah Kabupaten Bojonegoro Tri Guno pada ngopibareng.id, Senin, 21 Februari 2022.
Tri Guno menyebutkan, sesuai rapat dengan Kepala Dinas Pertanian Helmy Elisabeth, luas tanaman padi untuk tahun 2022 ini, ditingkatkan menjadi 13.987 hektare atau ada peningkatan sekitar 4000 hektare dibanding tahun 2021. Dengan peningkatan luas lahan ini, diharapkan memicu jumlah produksi kedelai di Bojonegoro. “Luas lahannya dinaikkan,” katanya.
Lahan kedelai di Kabupaten Bojonegoro hampir merata di beberapa tempat. Seperti di Kecamatan Kapas, Dander, Temayang, Sumberejo, Balen, Padangan, Kasiman, Ngraho, Sukosewu, Temayang dan Kanor.
Biasanya tanaman kedelai ditanam petani dengan pola, padi-padi dan non-padi (polowijo), atau saat menjelang kemarau. Sedangkan varietas kedelai, seperti lokal grobogan, kepak kuning dan gepak ijo serta gema.
Sebelumnya Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyatakan, naiknya harga kedelai di Indonesia karena adanya beberapa permasalahan dari negeri importir. Salah satunya adalah cuaca buruk El Bina di kawasan Amerika Selatan.
Muhammad Lutfi mengatakan, harga kedelai per gantang yang sebelumnya 12 dollar Amerika Serikat (AS) naik menjadi 18 dollar AD per gantang. Naiknya harga kedelai, selain dari dampak buruk El Nina di Argentina dan kawasan Amerika Selatan yang menjadi negara pengimpor, juga dipengaruhi kebutuhan besar di China.
Muhammad Lutfi mengatakan, jika baru-baru ini, di negeri China ada lima miliar babi baru yang semuanya itu pakannya adalah kedelai. “Di China itu, awalnya peternakan babi di sana tidak makan kedelai, tapi sekarang makan kedelai. Apalagi baru-baru ini ada lima miliar babi di peternakan China itu makan kedelai,” katanya.
Advertisement