Isu Pogba Mundur dari Timnas Prancis Gara-gara Pelecehan Agama
Media asal Inggris, The Sun, menulis bahwa gelandang Manchester United Paul Pogba akan mundur dari Tim Nasional (Timnas) Prancis. Masih menurut The Sun, keputusan itu diambil Pogba karena tak senang dengan ucapan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, yang diduga merendahkan agama Islam.
II Polpo, julukan Pogba, merupakan Muslim yang taat beribadah. Ia memutuskan menjadi mualaf pada 2013 silam.
Pogba pernah pergi umrah sebelum Piala Dunia 2018 dimulai. Ia kemudian kembali ke Mekkah pada Ramadhan 2019. Pemain berusia 26 tahun itu mengajak bek Everton, Kurt Zouma.
Pogba dan Zouma yang memakai baju gamis, berswafoto dengan latar belakang Kabah.
Dalam sejumlah kesempatan, Pogba sempat mengatakan Islam bukanlah agama teroris. Sebagai seorang mualaf mendapatkan ketenangan semenjak memeluk agama Islam.
“Islam tidak seperti yang orang-orang bayangkan, seperti terorisme. Apa yang kami dengar di media itu berbeda. Islam adalah sesuatu yang indah,” kata Pogba mengutip dari The Times.
"Islam membuat saya berubah. Islam membuat saya menyadari hal-hal dalam hidup, saya kira saya menjadi lebih tenang karenanya. Itu membawa perubahan yang baik dalam hidup saya karena saya tidak dilahirkan sebagai seorang muslim,” lanjut Pogba.
Pogba mengemas 71 caps dan mencetak 10 gol semenjak menjalani debut bersama Timnas Prancis dari 22 Maret 2013. Selama membela tim senior Prancis, Pogba mempersembahkan satu trofi bergengsi, yakni gelar Piala Dunia 2018.
Kabar mundurnya Pogba dari Timnas Prancis mendapat respons dari netizen Indonesia atau biasa disebut +62. Akun @M**oel bahkan meminta Pogba untuk menjadi Warga Negara Indonesia (WNI).
“Pindah jadi WNI,” tulis akun tersebut mengomentari pemberitaan yang dibuat Okezone terkait wacana mundurnya Pogba dari Timnas Prancis.
Baru-baru ini Presiden Macron mengeluarkan pernyataan yang membuat umat Islam marah. Ia menyebut sekularisme negara merupakan identitas nasional Prancis. Membatasi kebebasan berekspresi untuk menjaga perasaan suatu kaum disebut Macron dapat merusak persatuan negara.
Karena itu, Macron mengampanyekan mempertahankan nilai sekularisme. Namun, sekularisme ini belum tentu bisa digunakan ke semua hal, termasuk menjadikan karikatur Nabi Muhammad SAW sebagai contoh pelajaran.
Advertisement