Isu Pesta Pembuahan Sperma Bule
Pengakuan seorang ekspatriat (pria asing yang bekerja di Indonesia secara resmi) mengenai acara pembuahan massal di Indonesia menggemparkan ranah media sosial.
Pria bule itu, berdasarkan unggahan akun gosip Instagram, menjelaskan dirinya mendapatkan undangan breeding event atau acara pembuahan.
Kabarnya acara tersebut diselenggarakan oleh kelompok wanita Indonesia dengan status sosial tinggi yang mendambakan memiliki anak blasteran.
Pengakuan ini awalnya dibongkar oleh akun Twitter @AREAJULID yang kemudian dibagikan ulang akun Instagram, @lamiscorner, Minggu 13 September 2020. Dalam unggahan itu, pria bule yang dipilih pun tidak sembarangan harus memenuhi kriteria seperti tinggi, tampan serta cerdas.
Tak hanya netizen yang mengomentari unggahan mengenai pembuahan massal. Salmafina juga turut mengungkapkan respons terkait acara tersebut.
"Biasanya yang ikut sperm donation ini kan untuk yang nggak punya anak atau untuk maaf "lesbian" marriage couple, kalo gay kan pake surrogate mommy atau ibu pengganti yang dipinjam rahimnya (aku gak anti lgbt btw)," tulis Salmafina, dikutip dari Instagram @lamiscorner.
Dia menambahkan, apabila wanita-wanita yang disebut dalam unggahan itu memang orang kaya seharusnya bisa mendapatkan donor sperma di Singapura.
"Kalo emang horang kayah kenapa nggak Singapore aja ya ke sperm bank buat dapet sperm donor? Kan bisa milih juga tanpa harus berhubungan langsung.
Lebih safety (aman) nggak sih?," imbuhnya.
Putri sulung pengacara Sunan Kalijaga ini juga menuturkan kekhawatirannya pada acara pembuahan massal terkait kesehatan para partisipan pria bule.
"Terus itu cowo2 nya di check kah kesehatannya?," pungkasnya.
Salmafina sendiri saat ini juga tengah menjalin asmara dengan seorang pria asing bernama Tony Carnevele. Hubungan keduanya masih berjalan mesra meski perbedaan usia terpaut 12 tahun.
Bank Sperma
Bank sperma adalah tempat dimana para donor sperma dapat menampung sperma yang mereka donasikan, bisa berupa sebuah institusi kesehatan, ataupun sebuah perusahaan komersial. Di sana, para pria yang ingin mendonasikan atau menjual sperma mereka akan menjalani berbagai macam pemeriksaan sebelum bisa menjadi donor.
Sperma yang kemudian dicek kesehatannya akan disimpan hingga bisa dibeli atau didonasikan kepada perempuan atau pasangan yang kesulitan memiliki anak.
Untuk bisa menjadi kandidat donor sperma, seorang pria harus bebas dari penyakit menurun, dalam kondisi sehat, dan memiliki fitur tubuh yang baik, seperti tinggi dan berat badan ideal.
Beberapa faktor sperma juga memengaruhi, seperti jumlah serta ketahanan sperma di suhu yang dingin. Hal ini penting karena sperma yang didonorkan akan disimpan di lemari pendingin hingga jangka waktu enam bulan.
Sperma juga akan menjalani proses pengujian yang panjang untuk memastikannya bebas dari penyakit dan virus berbahaya. Pendonor sperma juga bisa mendapatkan kompensasi dari sperma yang dijual ke bank.
Mengutip The New York Times, harga satu tabung sperma bisa mencapai Rp12,4 juta, dan seorang pendonor bisa berpenghasilan hingga Rp21 juta dari dua hingga tiga botol kecil sperma yang didonasikan.