Isu BOSDA Madin Dihapus Mencuat di Debat Kedua Pilkada Tuban
Isu Bantuan Operasional Sekolah Daerah (BOSDA) Madrasah Diniyah (Madin) di Kabupaten Tuban dihapus, menjadi pembahasan hangat dalam debat publik kedua Calon Bupati dan Calon Wakil Bupati (Cabup dan Cawabup) Tuban pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024, Sabtu 9 November 2024 malam.
Pembahasan itu muncul ketika Calon Wakil Bupati (Cawabup) nomor urut 01 mempertanyakan apa yang mendasari Calon Bupati (Cabup) nomor urut 02 menghapus BOSDA Madin ketika masih menjabat sebagai bupati periode sebelumnya.
Padahal, keberadaan Madin dan Tempat Pendidikan Al-Qur'an (TPQ) adalah menjadi salah satu tempat untuk mendidik moral, akhlak serta pendidikan karakter bagi generasi bangsa.
Usai debat berlangsung Cabup nomor urut 01, Riyadi menuturkan, dalam debat kedua ini paslon nomor urut 01 tidak asal berbicara soal BOSDA Madin. Namun, ini adalah fakta banyak guru-guru ngaji yang berkeluh kesah tidak mendapatkan BOSDA Madin.
"Ini adalah panggung publik tentu kami tidak sembrono, kami tidak memfitnah. Ada banyak guru ngaji yang berkeluh kesah tidak mendapatkan (bantuan), oleh karena itu kita berkomitmen hari ini yang sudah baik dari pemimpin sebelumnya pasti akan kami teruskan, baik itu tentang tunjangan, insentif, BOS tentu kalau memang kemarin ada kenapa nggak ada, provinsi aja ada," terang Riyadi saat konferensi pers.
Lebih lanjut, selain memastikan BOSDA Madin tetap ada, apabila nanti Pendapatan Asli Daerah (PAD) meningkat dan anggaranya memungkinkan, bantuan-bantuan itu tentu akan ditingkatkan mengingat kebutuhan sehari-hari saat ini terus meningkat.
Sementara itu, Cabup nomor urut 02 Aditya Halindra Faridzky menyampaikan, bahwa isu terkait insentif guru ngaji, BOSDA Madin dihapus memang sudah berkembang di masyarakat.
Dan pada debat kedua kali ini sudah disampaikan secara luas kepada masyarakat bahwa insentif dan BOSDA Madin tidak pernah dihapus, bahkan selalu ditingkatkan untuk penerima manfaatnya.
"Insya Allah untuk insentif guru ngaji TPQ tidak pernah dihapus, bahkan selalu kita tingkatkan untuk penerima manfaatnya, dulunya 6000 penerima saat ini sudah 10 ribu penerima insentif guru ngaji," klaim Cabup nomor urut 02.
Lebih lanjut, Lindra juga menuturkan untuk BOSDA Madin dalam waktu dekat akan direalisasikan kurang lebih 580 lembaga serta 65 lembaga tambahan juga akan di cover. Sedangkan untuk insentif untuk sekitar 2.500 guru ngaji juga akan direalisasikan dalam waktu dekat.
"Didebat kedua ini selain berjalan lancar juga menjawab secara terbuka kepada masyarakat secara luas bahwa isu-isu itu tidak benar," pungkasnya.