Istri Rupert Murdoch pun Jadi Korban, Ini Cara Hargobind Menipu
Tertangkapnya Hargobind Punjabi Tahilramani, mengakhiri penyelidikan panjang FBI dan detektif swasta dari K2 Integrity (dulu disebut K2 Intelligence), perusahaan keamanan korporasi berbasis di New York, AS. Hargobind Punjabi Tahilramani adalah pria asal Indonesia, dijuluki "Ratu penipu Hollywood" (Con Queen Hollywood) ditangkap pada 26 November 2020 oleh kepolisian Manchester, Inggris.
Untuk mengetahui bagaimana cara ia menipu korban-korbannya, ini perjalanan Tahilramani.
Dimulai pada awal 2015 dan terus berlanjut selama lima tahun ke depan, Tahilramani diduga memikat banyak korban ke dalam serangkaian penipuan peniruan identitas.
Seiring waktu, dia menyesuaikan tipuannya dengan kebutuhannya saat dia memperluas dan mendiversifikasi daftar calon korbannya. Dia sangat terampil dengan aksen dan suara, Tahilramani diduga menyamar sebagai beberapa eksekutif wanita yang kuat.
Pada 2017, ia meniru mantan ketua Sony Amy Pascal, produser Star Wars Kathleen Kennedy dan mantan bos Paramount Sherry Lansing.
Selain tokoh-tokoh Hollywood, Tahilramani juga mengincar orang-orang yang sangat menonjol di bidang lain, termasuk media, politik, dan bisnis internasional.
Dia menipu dengan berpura-pura jadi Wendi Murdoch, istri pimpinan Fox Rupert Murdoch, dan Christine Hearst Schwarzman, pengacara kekayaan intelektual dan istri dari CEO Grup Blackstone Stephen Schwarzman (dia juga sempat menjalankan Forum Kebijakan dan Strategi Presiden Trump).
Pada akhir tahun 2019 lalu, sebelum pandemi virus corona menutup perjalanan global, ia masih memikat orang-orang ke Indonesia dengan berhasil menyamar sebagai tokoh bisnis terkemuka Singapura dan yang disebut "Boss of Bond Street," Christina Ong.
Pada 2016, Tahilramani mendirikan toko di Inggris, di mana dia berusaha untuk mengubah dirinya. Tahun itu, saat ia terus meniru orang-orang sebagai bagian dari skema perjalanan Indonesia, ia mulai jadi influencer di Instagram yang khusus mengulas budaya makanan London.
Tahilramani adalah pembawa acara "Purebytes," sebuah akun Instagram yang memiliki lebih dari 50.000 pengikut pada Januari 2019.
Selebgram Purebytes mengusung tagline "Every Meal Has A Story", di situ Tahilramani menampilkan dirinya sebagai seorang penulis pencinta makanan keren dan petualang yang pernah menghabiskan masa kecilnya antara Indonesia dan Amerika Serikat.
Tahilramani tidak pernah menyebut namanya, dan mengadopsi aksen Amerika yang berbeda dan sangat meyakinkan. Namun dugaan penipuannya terus berlanjut: Sampai bulan lalu, Tahilramani terus meyakinkan orang untuk mengiriminya uang.
"Dua tahun lalu, kami mengidentifikasi subjek kami dan mulai membangun kasus yang cermat terhadap satu individu. Sekarang, kami telah mencapai satu hasil yang luar biasa: keadilan bagi para korban," tulis Nicoletta Kotsianas, penyelidik K2 yang bekerja paling dekat dalam kasus tersebut, dalam pernyataannya.